PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) baru-baru ini mengungkapkan status terkini dari 15 pesawat yang sedang tidak aktif. Dari total armada tersebut, sebanyak 14 unit berasal dari anak perusahaan Citilink, sementara satu lagi merupakan milik langsung Garuda Indonesia. Direktur Teknik Garuda Indonesia, Rahmat Hanafi, menjelaskan bahwa pesawat-pesawat ini tengah menunggu jadwal pemeliharaan berat atau heavy maintenance sebagai langkah untuk memastikan keselamatan penerbangan sesuai standar internasional. Selain itu, proses ini juga dipengaruhi oleh keterbatasan rantai pasok suku cadang yang menjadi tantangan global di industri penerbangan.
Dalam upaya peningkatan kapasitas produksi, Garuda Indonesia telah melakukan pengadaan empat armada jenis Boeing 737-800NG pada akhir tahun 2024. Dua unit tambahan lainnya akan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2025. Langkah ini dilakukan sebagai respons atas pemulihan permintaan pasar dan pertumbuhan sektor pariwisata nasional setelah pandemi. Perusahaan berkomitmen untuk menyelaraskan optimalisasi armada dengan proyeksi pertumbuhan demand pasar demi menjaga keberlanjutan operasional.
Rantai pasok suku cadang saat ini menjadi salah satu faktor utama yang memperlambat pelaksanaan pemeliharaan berat pesawat. Menurut Rahmat Hanafi, kendala ini bukan hanya dialami oleh Garuda Indonesia, melainkan hampir seluruh pelaku industri penerbangan di dunia. Meskipun demikian, Garuda tetap berupaya mempercepat proses pemeliharaan agar armada dapat kembali beroperasi sesuai rencana dalam tahun ini.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Garuda Indonesia terus mendorong efisiensi dan optimalisasi armada. Pengadaan pesawat baru bertujuan untuk mendukung pemulihan sektor transportasi udara dan memenuhi kebutuhan penumpang yang meningkat. Komitmen ini tercermin dalam langkah-langkah nyata yang diambil perusahaan untuk memperkuat landasan operasional dan menjaga performa bisnis secara berkelanjutan.
Pelaksanaan pemeliharaan berat pesawat serta pengadaan armada baru menjadi indikator kuat dari komitmen Garuda Indonesia dalam menjaga kualitas layanan dan keselamatan penerbangan. Kendati menghadapi tantangan global seperti keterbatasan supply chain, perusahaan optimistis bahwa langkah-langkah yang diambil akan membawa dampak positif bagi perkembangan industri penerbangan nasional di masa depan.