Masyarakat Indonesia cenderung lebih tertarik pada perjudian online dibandingkan dengan aktivitas investasi seperti saham. Menurut data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), jumlah uang yang beredar dalam perjudian online diperkirakan mencapai Rp1.200 triliun pada tahun 2025. Ini menunjukkan peningkatan sebesar 22,32% dibandingkan angka tahun sebelumnya, yakni Rp981 triliun pada 2024. Fenomena ini menjadi sorotan utama di Program Closing Bell CNBC Indonesia, di mana Equity Analyst Susi Setiawati memberikan analisis mendalam tentang tren ini.
Pada era digital saat ini, perjudian online telah tumbuh secara signifikan, menarik perhatian banyak kalangan masyarakat. Angka transaksi yang melonjak tinggi mencerminkan betapa kuatnya daya tarik platform perjudian ini bagi masyarakat Indonesia. Meskipun investasi seperti saham menawarkan potensi keuntungan jangka panjang yang lebih stabil, tampaknya belum banyak individu yang memahami atau tertarik untuk mengalokasikan dananya pada instrumen tersebut.
Data dari PPATK menunjukkan bahwa lonjakan minat terhadap perjudian online bukanlah fenomena baru, tetapi semakin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan signifikan dari Rp981 triliun pada 2024 menjadi Rp1.200 triliun pada 2025 menegaskan adanya perubahan perilaku finansial masyarakat. Hal ini juga didorong oleh kemudahan akses teknologi serta kurangnya edukasi keuangan yang memadai bagi masyarakat luas.
Dalam diskusi di Program Closing Bell, analis menyebutkan pentingnya meningkatkan kesadaran akan risiko yang terkait dengan perjudian online. Selain itu, upaya pemerintah dalam memberikan edukasi investasi yang tepat dapat membantu masyarakat beralih ke peluang finansial yang lebih produktif dan aman.
Berbeda dengan perjudian yang bersifat spekulatif dan sering kali tidak memberikan hasil yang pasti, investasi memiliki struktur yang lebih terorganisir dan transparan. Oleh karena itu, langkah-langkah nyata perlu diambil agar masyarakat dapat memanfaatkan peluang investasi yang tersedia secara optimal.
Perkembangan preferensi masyarakat terhadap perjudian online versus investasi menunjukkan kebutuhan mendesak untuk melakukan pendekatan holistik dalam pengelolaan literasi keuangan. Melalui edukasi yang efektif dan inovasi produk investasi yang menarik, harapannya adalah masyarakat akan mulai mempertimbangkan opsi-opsi yang lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan mereka.