Perseteruan antara Israel dan Iran semakin memanas seiring dengan kemungkinan serangan yang akan dilancarkan Israel apabila perundingan nuklir gagal. Amerika Serikat, meskipun menolak upaya Israel untuk menyerang Teheran, tetap menyediakan senjata canggih kepada negara tersebut. Di sisi lain, Iran berupaya memperkuat sistem pertahanannya sebagai bentuk kesiapan melawan potensi ancaman dari udara.
Iran menegaskan bahwa pasukan pertahanan udaranya siap menghadapi segala bentuk serangan, namun situasi politik tetap dipenuhi ketidakpastian. Dengan kehadiran tambahan aset militer AS di Timur Tengah, Teheran merasa perlu menunjukkan kapasitas pertahanan udara mereka kepada dunia.
Iran telah menegaskan kesiapan pasukan pertahanan udaranya dalam menghadapi potensi ancaman dari luar negeri. Komandan Pasukan Pertahanan Udara Alireza Sabahifard menegaskan bahwa Iran lebih siap daripada sebelumnya, baik secara teknis maupun strategis. Sistem pertahanan udara seperti Bavar-373 menjadi andalan utama dalam menjaga wilayah nasional.
Dalam beberapa bulan terakhir, Iran melakukan langkah-langkah taktis untuk meningkatkan kredibilitas pertahanan udaranya. Salah satu contohnya adalah pengumuman tentang efektivitas sistem pertahanan mereka yang mampu melawan serangan udara modern. Meskipun serangan udara oleh Israel pada Oktober lalu sempat mencoreng reputasi pertahanan ini, Teheran tetap optimistis. Pernyataan Sabahifard menekankan bahwa kehebatan pertahanan udara Iran tidak hanya sekadar retorika, tetapi juga didukung oleh latihan intensif serta penerapan teknologi mutakhir. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dan meyakinkan dunia internasional tentang kemampuan mereka.
Konflik geopolitik antara Iran, Amerika Serikat, dan Israel terus berkembang akibat perdebatan soal program nuklir Iran. Presiden Donald Trump memberikan tenggat waktu dua bulan kepada Teheran untuk bernegosiasi langsung, tetapi hingga saat ini belum ada kesepakatan konkret. Kehadiran bom canggih dan pesawat pengebom B-2 Spirit dari AS di Diego Garcia menunjukkan eskalasi ketegangan yang signifikan.
Israel, dengan dukungan teknis dari Amerika Serikat, tampaknya bersiap melancarkan serangan jika perundingan gagal. Namun, posisi Trump yang menolak serangan langsung terhadap situs nuklir Iran menciptakan dinamika kompleks dalam hubungan antarnegara. Di sisi lain, Iran mempertegas bahwa mereka tidak gentar menghadapi ancaman, bahkan dengan menempatkan sistem pertahanan udara tercanggih di garis depan. Kebijakan ini mencerminkan usaha Teheran untuk menjaga stabilitas regional sambil melindungi program nuklirnya dari intervensi luar.