Pada Kamis, 13 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan arah dan menutup di zona positif. Meski sempat terkoreksi pada awal perdagangan, indeks berhasil bangkit dan mencapai level 6.657,59. Nilai transaksi mencapai Rp 4,59 triliun dengan sekitar 8,48 miliar saham yang diperdagangkan. Sektor teknologi dan real estat menjadi pendorong utama kenaikan, sementara sektor finansial dan utilitas mengalami penurunan signifikan. Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia menjadi penyumbang pelemahan terbesar.
Bursa saham Indonesia bergerak dalam latar belakang ketidakpastian ekonomi global yang semakin intens. Gejolak akibat perang tarif antara Amerika Serikat dan Kanada serta kekhawatiran pasar terhadap ancaman inflasi membuat situasi semakin rumit. Namun, sentimen positif dari pengumuman Tunjangan Hari Raya (THR) membantu meredam ketidakpastian tersebut. THR yang diumumkan pada Selasa, 12 Maret 2025, telah mengurangi kekhawatiran pasar tentang dampak negatif dari kebijakan ekonomi AS.
Situasi ini juga mempengaruhi pergerakan saham-saham unggulan. Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia menjadi dua entitas yang paling berkontribusi terhadap penurunan indeks, dengan kontribusi masing-masing 9,83 dan 7,68 poin. Sementara itu, Astra International dan Bank Permata turut andil dalam gerakan tersebut. Di tengah gejolak, pernyataan dan kebijakan pemerintah menjadi faktor penting bagi investor untuk menentukan langkah selanjutnya.
Ketidakpastian ekonomi global semakin diperparah oleh ancaman Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada. Trump mengancam akan meningkatkan tarif hingga 50% atas produk baja dan aluminium impor dari Kanada. Perdana Menteri Ontario Doug Ford merespons dengan mengenakan biaya tambahan sebesar 25% pada listrik yang dipasok ke lebih dari satu juta rumah di AS. Situasi ini menciptakan ketegangan baru dalam hubungan dagang kedua negara.
Dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menyelenggarakan konferensi pers APBN KiTa edisi Februari 2025. Konferensi ini dinantikan publik untuk mendapatkan informasi terkini tentang pendapatan negara dan defisit anggaran. Publik juga menunggu pandangan Sri Mulyani mengenai Danantara, badan yang akan mengelola dividen negara. Klarifikasi mengenai pengelolaan investasi dan dividen ini sangat penting karena banyaknya kesimpangsiuran yang beredar dan mempengaruhi IHSG.
Di tengah tantangan ekonomi global dan domestik, pernyataan dan kebijakan pemerintah menjadi kunci untuk menjaga stabilitas bursa saham. Dengan adanya sentimen positif dari THR dan harapan terhadap sikap tegas pemerintah, IHSG masih memiliki peluang untuk melanjutkan tren positifnya di masa mendatang. Investor tetap optimis bahwa kebijakan yang tepat dapat membantu mengurangi dampak negatif dari ketidakpastian ekonomi global.