Dua institusi pendidikan di bawah naungan Ekayana Education Group, yaitu Sekolah Ekayana Ehipassiko BSD di Kota Tangerang Selatan dan Sekolah Ekayana Dharma Budhi Bhakti Sunter di Jakarta Utara, merayakan Tahun Baru Imlek 2025. Acara ini bukan hanya sebagai perayaan tetapi juga menjadi momen penting untuk mengembangkan karakter siswa melalui berbagai aktivitas budaya. Salah satu kegiatan utama yang dilakukan adalah Prosesi Bhakti Tuang Teh dan Basuh Kaki, yang melibatkan siswa dari tingkat TK hingga SMA. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai bhakti, kemurahan hati, dan moralitas kepada para peserta didik.
Pada tanggal 8 Februari 2025, dua sekolah di bawah naungan Ekayana Education Group, yakni Sekolah Ekayana Ehipassiko BSD di Kota Tangerang Selatan dan Sekolah Ekayana Dharma Budhi Bhakti Sunter di Jakarta Utara, menyelenggarakan serangkaian acara meriah untuk memperingati Tahun Baru Imlek 2025. Acara ini tidak hanya menjadi perayaan budaya tetapi juga berfungsi sebagai sarana pengembangan karakter siswa.
Ketua Yayasan Ekayana Ehipassiko School, Febrian Themansjah, menjelaskan bahwa salah satu kegiatan inti yang diselenggarakan adalah Prosesi Bhakti Tuang Teh dan Basuh Kaki. Kegiatan ini melibatkan siswa dari semua tingkatan pendidikan, mulai dari TK hingga SMA. Para siswa diberi kesempatan untuk mengekspresikan rasa terima kasih mereka kepada orang tua dengan menyuguhkan teh dan kue, serta mencuci kaki orang tua mereka. Kegiatan ini ditutup dengan ritual sungkeman, yang merupakan bentuk penghormatan dalam tradisi Jawa.
Menurut Febrian, prosesi ini telah menjadi bagian integral dari perayaan Imlek setiap tahunnya. Tujuannya adalah untuk mengingatkan para siswa akan tugas wajib utama seorang anak, yaitu berbakti pada orang tua, masyarakat, dan negara. "Imlek bukan hanya sebuah perayaan, tetapi juga sebagai sarana untuk membentuk karakter siswa," kata Febrian.
Puncak perayaan tersebut digelar pada hari Sabtu, 8 Februari 2025, dengan berbagai pertunjukan seni, drama, dan bazar. Siswa dari berbagai tingkat pendidikan turut berpartisipasi dalam pertunjukan tersebut. Selain itu, lukisan kaligrafi dan painting juga diserahkan kepada Ketua Pembina Sekolah di bawah naungan Wihara Ekayana Bhiksu Aryamaitri Mahasthavira.
Dengan adanya kegiatan ini, para siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman budaya yang berharga, tetapi juga belajar tentang nilai-nilai penting seperti bhakti, kemurahan hati, dan moralitas. Ini merupakan langkah positif dalam pembentukan karakter generasi muda.
Dari perspektif seorang jurnalis, acara ini menunjukkan betapa pentingnya integrasi antara pendidikan formal dan nilai-nilai budaya. Melalui kegiatan seperti ini, sekolah dapat membantu siswa mengembangkan karakter yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai luhur. Ini bukan hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.