Pada awal perdagangan tahun 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan signifikan. IHSG membuka perdagangan dengan kenaikan hampir 2% dan mencapai level psikologis penting. Penguatan ini didukung oleh sektor keuangan dan saham-saham blue chip. Meskipun pekan lalu mengalami penurunan drastis, BEI berencana untuk mengadakan pertemuan dengan pelaku pasar untuk mencari solusi jangka pendek.
Pada hari Senin, 3 Januari 2025, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan dengan lonjakan positif yang mencolok. IHSG membuka perdagangan di angka 6.370,79, naik 1,6%. Dalam dua menit pertama, nilai transaksi mencapai Rp 1,03 triliun melibatkan 1,14 miliar saham dalam 59 ribu kali transaksi. Beberapa menit setelah pembukaan, IHSG terus menanjak hingga mencapai 6.400,34, atau kenaikan 2,07%. Semua sektor mengalami penguatan, dengan sektor keuangan menjadi pemimpin utama. Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) melesat hampir 5%, sementara Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Central Asia (BBCA) juga menguat lebih dari 2% dan 3% masing-masing. Selain itu, saham-saham seperti Barito Renewables Energy (BREN), Chandra Asri Pacific (TPIA), dan Telkom Indonesia (TLKM) juga berkontribusi besar pada penguatan IHSG. Lonjakan ini merupakan perbaikan dari penutupan perdagangan Jumat lalu yang anjlok 3,31% di level 6.270,60.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengumumkan bahwa BEI akan mengadakan pertemuan dengan para pelaku pasar pada Senin, 3 Maret 2025, untuk mendiskusikan langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam jangka pendek. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah kebijakan terkait short selling, yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas indeks dan mempertahankan kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Indonesia.
Berita ini memberikan harapan baru bagi pasar modal Indonesia. Kenaikan IHSG yang signifikan menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, pasar masih memiliki potensi untuk pulih. Langkah-langkah yang diambil oleh BEI dan OJK sangat penting untuk menjaga stabilitas dan membangun kepercayaan investor. Ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya fleksibilitas dan adaptasi dalam menghadapi dinamika pasar.