Sebuah pengumuman mengejutkan terjadi di dunia sepak bola Asia, ketika situs Footy Ranking merilis daftar peringkat liga terbaik pada 17 April 2025. Dalam pembaruan tersebut, liga sepak bola Kamboja berhasil menggeser posisi Liga Indonesia dalam peringkat kompetisi klub AFC. Kondisi ini mencerminkan peningkatan signifikan kualitas kompetisi di Kamboja sejak menjalin kerjasama dengan Jepang. Sementara itu, Indonesia masih tertahan tanpa kemajuan berarti, menempati posisi keenam di wilayah ASEAN.
Dalam laporan terbaru dari Footy Ranking, Kamboja telah melompat ke posisi 24 dengan skor 19.562 poin, sedangkan Indonesia berada tepat di bawahnya di posisi 25 dengan 18.653 poin. Pencapaian ini tidak lepas dari langkah strategis yang diambil oleh asosiasi sepak bola Kamboja, yakni kolaborasi erat dengan Jepang. Kerja sama ini membawa teknologi pelatihan, manajemen profesional, serta dukungan finansial yang meningkatkan daya saing liga lokal mereka.
Berbeda dengan perkembangan pesat tersebut, Liga Indonesia tampaknya belum menunjukkan inovasi atau perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dibuktikan dengan stagnansi nilai poin mereka di peringkat regional maupun internasional. Di antara negara-negara ASEAN, Thailand tetap memimpin dengan total 54.873 poin, disusul Malaysia (40.039), Vietnam (35.038), Singapura (29.405), dan Kamboja yang kini menyalip Indonesia.
Pada tingkat Asia, Arab Saudi mempertahankan dominasi mereka di posisi pertama dengan koleksi 114.707 poin, diikuti oleh Jepang (105.801), Korea Selatan (90.982), Uni Emirat Arab (73.966), dan Qatar (69.076). Situasi ini memberikan gambaran bahwa kompetisi di Asia semakin kompetitif, sementara Indonesia perlu melakukan evaluasi menyeluruh atas sistem liga domestiknya.
Di tengah tantangan besar ini, para pengamat sepak bola Indonesia menyoroti pentingnya reformasi struktural, mulai dari pengelolaan organisasi hingga pengembangan talenta muda secara profesional.
Perbandingan ini harus menjadi cambuk bagi pihak terkait di Indonesia untuk segera bertindak. Tanpa adanya langkah nyata, risiko jatuh lebih jauh dalam peringkat global akan semakin besar.
Dari perspektif jurnalis, fenomena ini menggarisbawahi urgensi transformasi sepak bola nasional. Indonesia memiliki potensi besar, namun tanpa komitmen serius dari semua pihak, kesenjangan dengan negara-negara tetangga akan terus melebar. Langkah-langkah konkret seperti penguatan regulasi, investasi infrastruktur, dan sinergi dengan mitra internasional dapat menjadi solusi untuk memperbaiki kondisi liga saat ini.