Pada hari Kamis (13/3/2025), harga minyak mentah global mengalami penguatan, dipicu oleh penurunan stok bahan bakar yang lebih besar dari perkiraan di Amerika Serikat. Meskipun demikian, ketidakpastian terkait perang tarif antara Amerika Serikat dan Uni Eropa tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi stabilitas pasar energi. Pada sesi perdagangan tersebut, harga minyak mentah Brent ditutup pada angka US$ 71,05 per barel dengan kenaikan sebesar 0,1%, sementara West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis 0,07% ke level US$ 67,73 per barel. Laporan Badan Informasi Energi AS menunjukkan bahwa stok bensin turun hingga 5,7 juta barel, melebihi ekspektasi pasar sebesar 1,9 juta barel.
Pergerakan harga minyak mentah dunia pada hari itu didorong oleh data penurunan signifikan stok bensin di Amerika Serikat. Laporan resmi dari Badan Informasi Energi AS (EIA) mencatat bahwa penurunan stok bensin telah melampaui proyeksi para analis, yaitu sekitar 5,7 juta barel. Sementara itu, kenaikan stok minyak mentah hanya sebesar 1,4 juta barel, lebih rendah dari harapan pasar sebesar 2 juta barel. Kondisi ini mendorong optimisme pasar akan meningkatnya permintaan musiman selama musim semi mendatang. Namun, tekanan tetap ada akibat potensi eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Selain itu, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga melaporkan adanya kenaikan produksi minyak mentah bulan Februari 2025 sebesar 363.000 barel per hari, dengan Kazakhstan sebagai kontributor utama. Situasi ini menambah tantangan bagi OPEC+ dalam menjaga kepatuhan terhadap target produksi yang telah disepakati sebelumnya. Dalam laporan bulanan mereka, OPEC menyatakan bahwa meskipun ketidakpastian ekonomi global masih menjadi ancaman, permintaan minyak diperkirakan tetap kuat sepanjang tahun 2025.
Para pelaku pasar minyak terus memantau perkembangan terbaru dari kebijakan perdagangan Amerika Serikat serta dinamika permintaan global untuk menentukan arah harga selanjutnya. Ketidakpastian yang berkembang terkait kebijakan perdagangan global diperkirakan akan tetap menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi volatilitas pasar minyak di masa depan.
Meskipun penguatan harga minyak mentah pada hari Kamis memberikan semangat positif kepada para pelaku pasar, potensi risiko dari perang dagang dan fluktuasi pasokan global tetap menjadi fokus utama. Para analis percaya bahwa kombinasi berbagai faktor bullish dan bearish akan terus memengaruhi pergerakan harga minyak mentah dalam waktu dekat. Oleh karena itu, investor harus tetap waspada terhadap setiap perkembangan yang dapat memengaruhi stabilitas pasar energi dunia.