Saham CPO Bangkit, Gegara Harga Sawit Global Terbang?

Sep 6, 2024 at 4:02 AM

Saham CPO Menguat di Tengah Harga Minyak Kedelai Global yang Meningkat

Pasar komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) kembali bergairah, dengan mayoritas saham CPO menguat secara signifikan pada perdagangan sesi pertama hari Jumat (6/9/2024). Hal ini sejalan dengan tren kenaikan harga CPO acuan global, yang ditopang oleh tingginya harga minyak kedelai sebagai salah satu substitusi CPO.

Saham CPO Melesat Seiring Bergairahnya Harga Minyak Kedelai Global

### Penguatan Mayoritas Saham CPOPada perdagangan sesi pertama hari ini, delapan saham CPO terpantau melesat, dengan tujuh di antaranya menguat lebih dari 1% dan bahkan ada yang melonjak hingga 9%. Satu saham lainnya menguat kurang dari 1%. Saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatatkan penguatan terbesar, mencapai 9,09% ke posisi Rp 60 per saham. Sementara itu, saham PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) menjadi yang paling moderat penguatannya, menguat 0,83% menjadi Rp 121 per saham.### Harga Acuan CPO MenguatHarga CPO acuan global juga turut bergairah pada perdagangan kemarin, Kamis (5/9/2024). Berdasarkan data dari Refinitiv, harga CPO untuk kontrak November 2024 menguat 0,8% ke posisi RM 3.917 per ton. Namun, pada pagi hari ini, harga CPO kembali melandai, melemah 0,66% ke RM 3.891 per ton.Sebelum perdagangan kemarin, harga CPO sebenarnya telah terkoreksi selama empat hari berturut-turut. Namun, pergerakan harga kemudian berhasil membalik arah setelah didorong oleh kenaikan harga minyak kedelai global.### Faktor Pendorong Kenaikan Harga CPOMenurut David NG, seorang trader minyak sawit, harga CPO rebound karena kinerja yang lebih kuat di pasar minyak kedelai selama jam perdagangan di Asia pada perdagangan kemarin. Sementara itu, analis senior Fastmarkets Palm Oil Analytics, Sathia Varqa, menyatakan bahwa harga CPO kembali naik setelah tiga hari berturut-turut mengalami kerugian, menentang penutupan yang lebih rendah pada minyak nabati terkait di Dalian Commodity Exchange dan Zhengzhou Commodity Exchange.Sathia juga memprediksi bahwa harga CPO mungkin akan berkonsolidasi dan bertahan menjelang estimasi produksi dari Asosiasi Minyak Sawit Malaysia dan data resmi Dewan Minyak Sawit Malaysia.### Proyeksi Produksi CPO IndonesiaDi sisi lain, menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), produksi CPO Indonesia tahun ini diperkirakan akan stagnan atau bahkan 5% lebih rendah dari realisasi tahun lalu. Indonesia memproduksi 54,84 juta ton CPO pada 2023, setelah tiga tahun mengalami penurunan produksi. Gapki memperkirakan produksi tahun ini sebesar 52 juta hingga 53 juta ton.Penurunan produksi CPO Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya curah hujan yang lebih rendah dari biasanya pada Juli di sebagian besar wilayah penghasil utama, serta isu defisit tenaga kerja dan pohon-pohon sawit yang menua di Malaysia, salah satu negara produsen CPO terbesar dunia.Dengan Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia, penurunan pasokan dari negara produsen utama ini akan sangat mempengaruhi pembentukan harga CPO global.