Minyak Emas Bersinar di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Minyak emas telah menjadi sorotan utama di tengah fluktuasi ekonomi global yang terus bergejolak. Dengan kenaikan permintaan yang signifikan dan tren peningkatan harga yang terus berlanjut, industri emas menghadapi masa-masa yang menantang namun juga menjanjikan. Dalam artikel ini, kita akan mendalami pandangan para ahli mengenai arah pergerakan harga dan permintaan emas jelang pemangkasan suku bunga acuan The Fed.Minyak Emas Bersinar di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Peningkatan Permintaan Emas Antam Tembus 3 Ton Per Bulan
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ANTAM, Arianto Sabtonugroho Rudjito, mengungkapkan tren kenaikan permintaan emas yang signifikan di tengah tren kenaikan harga komoditas emas. Sejak Mei 2024, volume penjualan ANTAM rata-rata mencapai 3 ton per bulan, menunjukkan peningkatan yang cukup substansial.Hal ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, salah satunya adalah tingginya tingkat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global yang mendorong investor untuk mencari aset-aset aman seperti emas. Selain itu, pelemahan nilai tukar Rupiah juga turut berperan dalam mengerek harga emas, sehingga memberikan kontribusi pada peningkatan inflasi.Pergerakan Harga Emas Sangat Bergantung pada Sentimen Global
Head of Industry & Regional Research Bank Mandiri, Dendi Ramdani, menyatakan bahwa pergerakan harga emas sangat tergantung pada sentimen global. Pada saat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik tinggi, tren peningkatan harga emas cenderung terus berlanjut.Hal ini sejalan dengan peningkatan permintaan emas sebagai aset lindung nilai yang aman di tengah gejolak ekonomi. Investor cenderung beralih ke emas untuk melindungi kekayaan mereka dari risiko-risiko yang muncul akibat ketidakpastian tersebut.Optimisme Pasar terhadap Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Dendi Ramdani memproyeksikan bahwa harga dan permintaan emas akan tetap cukup tinggi di tengah optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Menurutnya, tingginya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global akan terus menjadi pendorong utama kenaikan harga dan penjualan emas.Hal ini dikarenakan pemangkasan suku bunga acuan dapat memberikan ruang bagi investor untuk mengalihkan aset mereka ke instrumen-instrumen berisiko yang lebih menguntungkan, termasuk emas. Dengan demikian, permintaan emas diperkirakan akan terus meningkat dalam jangka waktu dekat.Optimisme Pasar Terhadap Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Selain faktor ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed juga menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pergerakan harga dan permintaan emas. Dendi Ramdani dari Bank Mandiri memproyeksikan bahwa harga dan permintaan emas akan tetap cukup tinggi di tengah sentimen positif ini.Pemangkasan suku bunga acuan dapat membuka peluang bagi investor untuk mengalihkan aset mereka ke instrumen-instrumen berisiko yang lebih menguntungkan, termasuk emas. Hal ini dikarenakan emas dianggap sebagai aset lindung nilai yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dengan demikian, permintaan emas diperkirakan akan terus meningkat dalam jangka waktu dekat.Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Turut Mengerek Harga Emas
Salah satu faktor lain yang turut mempengaruhi pergerakan harga emas adalah pelemahan nilai tukar Rupiah. Dendi Ramdani dari Bank Mandiri menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah juga berdampak pada kenaikan harga emas, yang pada akhirnya berimbas pada sumbangan emas terhadap inflasi.Ketika nilai tukar Rupiah melemah, harga emas dalam mata uang lokal akan meningkat. Hal ini dapat mendorong permintaan emas dari investor domestik yang mencari lindung nilai terhadap risiko penurunan nilai Rupiah. Dengan demikian, pelemahan nilai tukar Rupiah menjadi salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam memahami dinamika pasar emas.