Tragedi Penembakan di Kampus Florida: Kisah di Balik Pelaku dan Korban

Apr 18, 2025 at 1:45 AM
Single Slide

Sebuah insiden penembakan massal yang mengguncang salah satu universitas ternama di negara bagian Florida, Amerika Serikat, telah menewaskan dua orang serta melukai lima lainnya. Pelakunya adalah seorang mahasiswa muda bernama Phoenix Ikner, yang menggunakan senjata dinas milik ibunya, seorang anggota polisi setempat. Selain merenggut nyawa, kejadian ini juga memicu penutupan kampus sementara untuk memastikan keselamatan seluruh civitas akademika.

Kronologi Kejadian dan Tindakan Darurat

Pada siang hari yang damai, suasana di Florida State University berubah drastis ketika suara tembakan mulai terdengar. Mahasiswa-mahasiswa yang sedang menikmati waktu istirahat mereka tiba-tiba harus mencari perlindungan saat petugas darurat bergegas ke lokasi kejadian. Pelaku, Phoenix Ikner, berhasil ditembak oleh aparat hingga cedera sebelum akhirnya ditangkap.

Kecepatan reaksi dari pihak berwenang menjadi faktor penting dalam mencegah korban lebih banyak. Setelah insiden tersebut, kampus langsung ditutup sebagai langkah pencegahan. Para mahasiswa diinstruksikan untuk tetap berada di tempat yang aman sampai situasi benar-benar terkendali. Langkah-langkah ini menunjukkan betapa seriusnya pihak universitas dan kepolisian dalam menjaga keselamatan semua pihak yang terlibat.

Latar Belakang Pelaku dan Akses Senjata

Selain kronologi kejadian, latar belakang pelaku juga menjadi fokus utama penyelidikan. Phoenix Ikner, putra seorang anggota staf sheriff yang bekerja selama 18 tahun, ternyata memiliki akses mudah ke senjata dinas milik ibunya. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang pengawasan dan regulasi terhadap kepemilikan senjata oleh keluarga pegawai keamanan.

Dalam konferensi pers, Sheriff Leon County Walt McNeil menjelaskan bahwa Ikner pernah terlibat dalam program pelatihan Kantor Sheriff, yang kemungkinan besar memberinya pemahaman lebih dalam tentang penggunaan senjata. Meskipun ia bukan anggota resmi tim kepolisian, pengalaman dan latihan yang didapatkannya membuatnya semakin memahami cara menggunakan senjata dengan efektif. Tragisnya, pengetahuan ini justru digunakan untuk tujuan yang tidak terpuji, menambah rasa prihatin terhadap kasus ini.