“Tangis” Peternak Ayam, Sejak Tahun 2019 Megap-Megap dan Jual Rugi
Oct 2, 2024 at 10:40 AM
Peternak Ayam Terjepit di Tengah Harga Pakan Tinggi dan Permintaan Rendah
Industri peternakan ayam di Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar. Di satu sisi, harga ayam di tingkat peternak terus menurun, sementara di sisi lain, harga pakan ternak justru semakin tinggi. Kondisi ini membuat para peternak ayam kesulitan untuk mempertahankan kelangsungan usaha mereka.Peternak Ayam Terjepit di Tengah Gejolak Ekonomi
Harga Ayam Turun, Pakan Ternak Makin Mahal
Salah satu faktor utama yang menyebabkan harga ayam di tingkat peternak turun adalah melemahnya daya beli masyarakat. Kondisi ekonomi yang kurang stabil telah berdampak pada penurunan permintaan terhadap daging ayam. Sementara itu, harga pakan ternak yang terus meningkat menjadi beban berat bagi para peternak. Bahan baku pakan yang sebagian besar diimpor membuat harga pakan sulit untuk ditekan.Sugeng Wahyudi, Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), menjelaskan bahwa kondisi ini sudah terjadi sejak tahun 2019 lalu, namun semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Ia menyatakan bahwa peternak saat ini tidak lagi merasakan adanya selisih yang menguntungkan antara harga jual ayam dan biaya produksi.Strategi Bertahan Hidup: Kemitraan Inti-Plasma
Untuk dapat bertahan di tengah kondisi yang sulit, beberapa peternak terpaksa bergabung dengan perusahaan besar melalui skema kemitraan inti-plasma. Dalam skema ini, perusahaan inti menyediakan bibit, pakan, dan obat-obatan, sementara peternak mitra bertugas untuk memelihara dan memanen ayam. Perusahaan inti kemudian akan membeli hasil ternak dari peternak mitra.Meskipun skema ini tidak memberikan kebebasan penuh bagi peternak, namun hal ini dianggap sebagai alternatif yang cukup efektif untuk bertahan di tengah gejolak harga pakan dan permintaan yang rendah. Sugeng menjelaskan bahwa banyak peternak kecil yang terpaksa gulung tikar, sehingga bergabung dengan perusahaan besar menjadi pilihan yang lebih aman.Tantangan Bagi Peternak Kecil
Namun, tidak semua peternak bersedia bergabung dengan perusahaan besar melalui skema kemitraan. Salah satu alasannya adalah karena mereka harus tunduk pada aturan dan kebijakan perusahaan, termasuk dalam proses jual beli dan penentuan harga. Hal ini membuat beberapa peternak merasa kehilangan kontrol atas usaha mereka.Selain itu, biaya produksi yang tinggi akibat mahalnya harga pakan juga menjadi tantangan besar bagi peternak kecil. Sugeng menyatakan bahwa bahan baku pakan yang sebagian besar diimpor menyebabkan harga pakan sulit untuk ditekan, sementara harga ayam di tingkat peternak terus menurun.Kondisi ini telah membuat banyak peternak kecil terpaksa gulung tikar atau bergabung dengan perusahaan besar melalui skema kemitraan. Namun, bagi mereka yang memilih untuk tetap berjuang sebagai peternak mandiri, tantangan yang dihadapi semakin berat di tengah gejolak industri peternakan ayam saat ini.