PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau yang lebih dikenal dengan BBRI, telah merencanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2025. Acara ini akan berlangsung di Menara BRILian, Jakarta, serta secara virtual melalui sistem rapat umum elektronik. Dalam agenda tersebut, ada sepuluh poin penting yang akan dibahas, termasuk penggunaan laba bersih tahun buku 2024, rencana pembelian kembali saham, dan perubahan susunan pengurus perusahaan. Direksi juga menargetkan rasio pembagian dividen sebesar 80% hingga 85%. Selain itu, bank berencana melakukan buyback dengan nilai maksimal Rp 3 triliun dalam periode 12 Maret 2025 hingga 11 Maret 2026.
Berbagai keputusan terkait finansial dan operasional akan diambil dalam RUPST mendatang. Salah satu poin utama adalah penetapan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2024. Manajemen telah mengusulkan alokasi dana yang signifikan untuk pembagian dividen kepada pemegang saham. Ini mencerminkan komitmen bank untuk memberikan hasil optimal bagi para investor.
Selain itu, direksi telah menyatakan bahwa rasio pembagian dividen ditargetkan antara 80% hingga 85%. Hal ini menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap performa keuangan yang kuat dan prospek pertumbuhan jangka panjang. Penggunaan laba bersih juga mencakup investasi dalam program-program strategis seperti pendanaan usaha mikro dan kecil, serta pelaporan realisasi dana Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan. Ini menegaskan komitmen bank terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan dan inklusi finansial.
Dalam agenda RUPST, beberapa langkah penting akan diambil untuk memperbarui struktur dan operasional perusahaan. Salah satunya adalah persetujuan atas rencana pembelian kembali saham (buyback) dan pengalihan saham tersebut menjadi saham treasuri. Ini merupakan bagian dari strategi manajemen untuk meningkatkan nilai perusahaan dan efisiensi modal.
Bank BRI berencana melakukan buyback dengan nilai maksimum Rp 3 triliun selama periode 12 Maret 2025 hingga 11 Maret 2026. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat posisi keuangan dan meningkatkan kepercayaan investor. Selain itu, ada juga rencana untuk merevisi anggaran dasar dan merombak susunan pengurus perusahaan. Ini mencakup penunjukan akuntan publik baru, penetapan gaji dan tunjangan untuk direksi dan komisaris, serta pembebasan tanggung jawab atas tindakan pengurusan dan pengawasan selama tahun buku 2024. Semua ini dilakukan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam operasional perusahaan.