Sergey Kovalev, salah satu petinju kelas berat ringan terbaik dalam sejarah tinju modern, telah memutuskan untuk mengakhiri karier profesionalnya setelah 16 tahun membuktikan dominasinya di atas ring. Dalam pertandingan terakhirnya yang dijuluki "The Last Dance," Kovalev berhasil menang KO atas Artur Mann pada ronde ketujuh di sebuah acara bertaraf internasional. Sejak awal debutnya pada tahun 2009, Kovalev telah meraih berbagai prestasi luar biasa, termasuk menjadi juara dunia di bawah organisasi WBA, IBF, dan WBO. Selain itu, ia juga dikenal sebagai seorang pemeluk agama Ortodoks Rusia yang taat, dengan sering kali berbagi pesan inspiratif tentang imannya melalui media sosial.
Pada musim semi tahun 1983, seorang bayi lahir di tanah Rusia yang kelak akan menjadi ikon dalam dunia tinju—Sergey Kovalev. Ia memulai karier profesionalnya pada tahun 2009 dan dengan cepat menunjukkan kehebatannya di atas ring. Dalam kurun waktu tersebut, Kovalev mencatatkan rekor impresif dengan total 35 kemenangan dari 41 pertandingan, di mana 29 di antaranya diperoleh melalui KO.
Perjalanan Kovalev menuju puncak dimulai pada Agustus 2013, saat ia berhasil mengalahkan Nathan Cleverly di ronde keempat untuk merebut gelar WBO kelas berat ringan. Setelah itu, ia berhasil mempertahankan gelarnya delapan kali secara beruntun, menjadikannya salah satu petinju paling dominan di divisi tersebut. Namun, perjalanan Kovalev tidak selalu mulus. Ia harus menghadapi kekalahan kontroversial dari Andre Ward pada November 2016, diikuti oleh penghentian pada ronde kedelapan di pertarungan ulang mereka pada Juni 2017.
Meskipun mengalami beberapa kekalahan signifikan, Kovalev tetap berdiri teguh. Ia berhasil memenangkan dua gelar WBO lainnya sebelum akhirnya dikalahkan oleh Saul 'Canelo' Alvarez pada November 2019 dalam pertarungan lintas divisi yang mendebarkan. Pertandingan terakhirnya, "The Last Dance," digelar pada Jumat (18/4/2025), menandakan akhir dari era legendaris seorang petinju yang telah memberikan segalanya kepada olahraga ini.
Dalam aspek pribadi, Kovalev adalah seorang pemeluk Ortodoks Rusia yang taat. Iman dan keyakinannya menjadi sumber kekuatan bagi dirinya dalam menghadapi tantangan hidup, baik di dalam maupun di luar ring. Pesan-pesan inspiratif yang ia bagikan sering kali menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.
Pada puncaknya, Kovalev masuk dalam daftar petarung pound-for-pound terbaik di dunia, menunjukkan bahwa ia adalah salah satu talenta terbesar dalam sejarah tinju.
Berita pensiun Kovalev tentu saja membawa kesedihan bagi para penggemar tinju. Namun, langkah ini juga merupakan penghormatan terhadap perjalanan panjang yang telah dilaluinya.
Sebagai seorang jurnalis, saya merasa kagum dengan dedikasi Sergey Kovalev terhadap tinju. Ia tidak hanya menjadi simbol kekuatan fisik, tetapi juga representasi keberanian mental yang luar biasa. Perjalanan Kovalev mengajarkan kita pentingnya kerja keras, ketekunan, serta kemampuan untuk bangkit kembali setelah mengalami kegagalan. Meski sudah gantung sarung tinju, warisan Kovalev akan terus hidup dalam sejarah tinju dunia.