Perubahan Daftar Orang Terkaya di Indonesia pada Tahun 2025

Mar 2, 2025 at 4:45 AM

Pada tahun 2025, susunan orang terkaya di Indonesia mengalami pergeseran signifikan. Meski demikian, posisi puncak tetap ditempati oleh seorang pebisnis petrokimia. Sementara itu, kakak beradik pemilik grup rokok dan beberapa tokoh lainnya juga mencatatkan namanya dalam daftar tersebut. Pergerakan saham dari perusahaan-perusahaan yang mereka miliki mempengaruhi total kekayaan mereka.

Daftar ini menunjukkan variasi sumber kekayaan, mulai dari industri petrokimia hingga manufaktur. Beberapa individu memiliki kekayaan yang sangat bergantung pada kinerja satu perusahaan tertentu, sehingga membuat total aset mereka menjadi sangat volatil. Namun, ada juga yang telah mendiversifikasi investasinya, sehingga lebih stabil meskipun pasar sedang tidak menentu.

Geliat Industri Petrokimia Mempertahankan Posisi Puncak

Bisnis petrokimia masih mendominasi posisi teratas dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Seorang pengusaha sukses ini berhasil mempertahankan posisinya meskipun menghadapi fluktuasi pasar yang cukup besar. Hal ini menunjukkan ketahanan dan strategi bisnis yang kuat di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.

Sosok Prajogo Pangestu, pemilik Grup Barito Pacific, mampu mempertahankan gelarnya sebagai orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan mencapai US$48,4 miliar atau setara dengan Rp769,74 triliun. Walaupun saham-saham perusahaannya seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) mengalami penurunan dalam sebulan terakhir, kekayaannya tetap kokoh. Ini menunjukkan bahwa diversifikasi dan stabilitas finansial adalah kunci utama dalam menjaga posisi di dunia bisnis yang serba cepat berubah.

Kekayaan dari Berbagai Sektor: Dari Rokok hingga Manufaktur

Daftar orang terkaya di Indonesia mencerminkan keragaman sektor industri yang memberikan kontribusi terhadap kekayaan mereka. Selain petrokimia, sektor lain seperti rokok dan manufaktur juga turut berkontribusi. Ini menunjukkan betapa pentingnya diversifikasi sumber pendapatan bagi para pebisnis top.

Hartono bersaudara, yakni Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, menempati posisi kedua dan ketiga dengan kekayaan masing-masing sebesar US$25,9 miliar dan US$24,8 miliar. Kedua saudara ini awalnya membangun kerajaan bisnisnya dari industri tembakau dan kini memiliki investasi yang luas, termasuk di bidang perbankan melalui PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Sedangkan Low Tuck Kwong, pemilik PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), menduduki posisi keempat dengan kekayaan senilai US$24,8 miliar. Keberhasilannya sangat bergantung pada performa BYAN, yang membuat total kekayaannya sangat volatil. Di urutan kelima, Sri Prakash Lohia mencatatkan kekayaan sebesar US$8,5 miliar dari bisnis manufaktur yang didirikannya pada usia muda. Semua ini menunjukkan bahwa kesuksesan bisa datang dari berbagai latar belakang dan sektor industri yang berbeda-beda.