Negosiasi Baru: AS dan China Menuju Keseimbangan Perdagangan

Apr 23, 2025 at 7:53 AM

Hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China berada di persimpangan jalan. Presiden AS, Donald Trump, menunjukkan keinginan untuk mengambil pendekatan yang lebih lunak terhadap Beijing jika kedua belah pihak berhasil mencapai kesepakatan perdagangan baru. Dengan volatilitas pasar yang meningkat, Trump mengindikasikan kemungkinan pengurangan tarif serta penarikan dari sikap kerasnya sebelumnya. Meskipun demikian, langkah ini tetap dipengaruhi oleh dinamika geopolitik yang rumit.

Sementara itu, China memperkuat hubungannya dengan negara-negara ketiga sebagai bagian dari strategi global mereka. Pemimpin China, Xi Jinping, menegaskan perlunya melindungi sistem perdagangan multilateral dalam diskusi internasional. Para analis percaya bahwa tekanan ekonomi saat ini mendorong Trump untuk mencari solusi cepat, sementara China tampaknya tidak terburu-buru untuk memberikan konsesi besar.

Kebijakan Baru: Pendekatan Diplomasi Trump Terhadap China

Donald Trump telah menandai perubahan taktik dalam pendekatannya terhadap China. Alih-alih mempertahankan sikap agresif, ia menyatakan niat untuk mengurangi beban tarif secara substansial, meskipun belum sepenuhnya mencabutnya. Ini menjadi respons terhadap ancaman volatilitas pasar yang terus berkembang, serta dorongan untuk meredakan ketegangan perdagangan yang berlarut-larut.

Langkah ini datang setelah serangkaian pernyataan keras yang dilontarkan Trump sebelumnya, termasuk penerapan tarif tinggi pada produk impor dari China. Namun, dengan kondisi pasar yang lesu dan imbal hasil obligasi AS yang masih tinggi, Trump mulai mempertimbangkan kembali strateginya. Ia menyadari bahwa pendekatan yang lebih ramah terhadap China dapat membantu memulihkan stabilitas ekonomi. Selain itu, Trump juga menekankan pentingnya menjaga dialog tanpa membahas isu sensitif seperti pandemi Covid-19, yang kerap menjadi sumber konflik politik antara kedua negara.

Perspektif China: Mempertahankan Keberlanjutan Sistem Perdagangan Multilateral

Dalam konteks yang sama, China tetap teguh pada prinsipnya untuk melindungi aturan perdagangan multilateral. Pemimpin China, Xi Jinping, menegaskan bahwa kebijakan ekonomi mereka bertujuan tidak hanya untuk melindungi kepentingan nasional, tetapi juga untuk mendukung kestabilan global melalui kerja sama internasional. Hal ini tercermin dalam upaya mereka mempererat hubungan diplomatik dengan negara-negara lain.

Dalam pertemuan dengan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Xi menyerukan pentingnya solidaritas internasional di tengah tantangan perdagangan global. China bahkan telah memperingatkan negara-negara ketiga untuk tidak masuk ke kesepakatan dagang yang merugikan kepentingan Beijing. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, juga menegaskan komitmen mereka terhadap sistem perdagangan yang adil dan transparan. Para ahli, seperti Alicia Garcia Herrero dari Natixis, menyatakan bahwa situasi ini memberikan peluang bagi China untuk tetap tenang dan tidak memberikan konsesi besar kepada AS, mengingat urgensi Trump untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang stabil.