Pabrikan mobil asal Jepang, Mazda, sedang mempersiapkan langkah besar dalam sejarah kendaraan sport ikoniknya. Kendaraan dua pintu ini telah menjadi simbol kecintaan terhadap pengalaman berkendara yang ringan dan penuh semangat selama satu dekade terakhir. Meskipun tantangan biaya pengembangan cukup signifikan, Mazda tetap berkomitmen untuk melanjutkan warisan Miata dengan menciptakan generasi kelima yang diharapkan dapat menarik minat pengguna baru.
Inovasi teknologi tetap menjadi fokus utama tanpa mengorbankan prinsip dasar yang telah lama dianut oleh Mazda. Menurut kepala teknis Mazda, Ryuichi Umeshita, konsep dasar dari Miata akan tetap pada desain yang ringan serta menjaga agar tidak ada elemen tambahan yang membuat bobot mobil meningkat secara drastis. Dengan demikian, teknologi seperti turbo, hybrid, atau listrik sepenuhnya tidak akan digunakan. Sebagai gantinya, mesin bertenaga 4 silinder dengan sistem aspirasi normal akan tetap menjadi andalan. Selain itu, transmisi manual enam percepatan juga dipertahankan demi memberikan pengalaman "Jinba Ittai" atau kesatuan antara pengemudi dan kendaraan yang khas.
Pengembangan mesin SkyActiv Z menjadi salah satu prioritas Mazda untuk memenuhi standar emisi global yang ketat, termasuk Euro 7 dan California LEV IV. Mesin ini dirancang untuk mempertahankan efisiensi bahan bakar sambil menghasilkan tenaga yang optimal. Salah satu strategi penting adalah penggantian mesin berkapasitas 2000cc dengan versi 2500cc yang lebih canggih. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa Miata generasi kelima tetap memiliki performa yang tangguh namun tetap ramah lingkungan.
Keberlanjutan filosofi desain ringan dan efisien membawa harapan bagi para pecinta mobil sport. Dengan target peluncuran prototipe akhir tahun 2025 atau awal 2026, Miata generasi kelima diharapkan mampu menghadirkan kombinasi sempurna antara inovasi teknologi dan komitmen terhadap nilai-nilai inti. Melalui dedikasi ini, Mazda menunjukkan bahwa kemajuan teknologi tidak harus selalu identik dengan peningkatan berat atau kompleksitas, melainkan justru sebagai cara untuk memperkuat hubungan manusia dan mesin secara harmonis.