Wall Street mengalami penurunan signifikan akibat kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif yang dicanangkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Para pelaku pasar cemas bahwa langkah ini dapat memperlambat ekonomi global dan bahkan mendorong resesi. Penurunan tajam mencatatkan rekor pada beberapa indeks utama, termasuk Nasdaq Composite, S&P 500, dan Dow Jones Industrial Average. Sektor teknologi menjadi salah satu korban terbesar dalam kerugian tersebut.
Saham teknologi mengalami pukulan berat setelah pernyataan Trump tentang kemungkinan resesi di masa mendatang. Pada hari Senin waktu setempat, ia menyebut adanya "periode transisi" sebagai bagian dari strategi besar untuk membawa kembali kekayaan ke Amerika Serikat. Perubahan sentimen ini sebagian disebabkan oleh ketidakpastian terkait tarif baru yang akan diberlakukan minggu ini. Dengan pungutan sebesar 25% atas impor baja dan aluminium, pasar khawatir akan dampak inflasi dan perlambatan ekonomi.
Bursa saham AS menunjukkan pelemahan yang cukup signifikan. Indeks Nasdaq Composite anjlok hingga 4%, sementara S&P 500 turun sekitar 2,7%. Di sektor teknologi, Tesla menjadi salah satu perusahaan yang paling terkena dampak dengan penurunan nilai saham mencapai 15,4%. Selain itu, raksasa teknologi lainnya seperti Alphabet, Amazon, Meta, dan Nvidia juga merugi dalam perdagangan hari itu.
Sebelumnya, optimisme pemotongan pajak dan regulasi yang lebih longgar telah mendukung pasar. Namun, kebijakan tarif Trump mulai memengaruhi persepsi investor. Sejak Januari, Trump telah mengenakan tarif besar-besaran kepada negara-negara tetangga seperti Kanada, Meksiko, serta Cina. Meskipun beberapa tarif telah dicabut, langkah-langkah baru tampaknya akan diberlakukan dalam waktu dekat. Kebijakan ini membuat para analis khawatir tentang dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pernyataan dari Steve Sosnick, seorang ahli di Interactive Brokers, menyoroti bahwa kebingungan terkait tarif telah menurunkan semangat konsumen. Ia juga merujuk pada pemotongan anggaran besar-besaran di Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), sebuah lembaga yang dikendalikan oleh Elon Musk. Langkah ini dianggap berlebihan dan bisa memperburuk kondisi ekonomi.
Penurunan signifikan di Wall Street mencerminkan kekhawatiran mendalam terhadap kebijakan ekonomi Trump. Investor kini menghadapi tantangan besar karena harus menilai risiko dari tarif baru serta potensi dampaknya terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Tanpa kejelasan dari pemerintah, pasar kemungkinan akan tetap dalam situasi volatilitas tinggi dalam waktu dekat.