5 Saham yang Bikin IHSG Hari Ini Sumringah, Ada Emiten Salim

Sep 5, 2024 at 12:05 PM

Tren Pasar Saham Indonesia Menghadapi Ketidakpastian Global

Pasar saham Indonesia terus berfluktuasi, menghadapi tantangan dari berbagai faktor eksternal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak di sekitar level psikologis 7.700 menunjukkan ketahanannya, namun belum mampu bertahan di atas level tersebut. Dinamika ini menunjukkan sentimen investor yang masih belum sepenuhnya optimis terhadap prospek pasar saham Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang Diwarnai Volatilitas

Fluktuasi IHSG di Tengah Perdagangan Aktif

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (5/9/2024) kembali ditutup di zona hijau dengan kenaikan 0,11% ke posisi 7.681,04. Meskipun demikian, IHSG belum mampu untuk bertahan di level psikologis 7.700 dan kembali berakhir di kisaran 7.600-an. Volume perdagangan yang cukup tinggi, mencapai Rp 9,8 triliun dengan 18 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali, menunjukkan adanya aktivitas perdagangan yang cukup aktif di pasar saham.Dari sisi pergerakan saham individual, dua saham perbankan Himbara, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, menjadi penopang terbesar bagi IHSG pada hari ini, masing-masing mencatatkan kenaikan indeks sebesar 5,5 poin dan 3,7 poin. Sementara itu, sektor properti menjadi sektor dengan penguatan terbesar, mencapai 1,72%.

Sentimen Eksternal Mempengaruhi Pergerakan IHSG

Penutupan IHSG di zona hijau tidak terlepas dari sentimen eksternal, khususnya data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat (AS). Laporan Job Openings and Labor Turnover Summary (JOLTS) menunjukkan adanya penurunan jumlah lowongan pekerjaan di AS, yang turun ke titik terendah sejak Januari 2021 atau 3,5 tahun pada Juli 2024. Kondisi ini mengindikasikan adanya perlambatan pasar tenaga kerja AS.Penurunan jumlah lowongan pekerjaan AS memicu kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS secara keseluruhan. Hal ini juga dianggap sebagai dampak dari kebijakan suku bunga tinggi yang diterapkan oleh The Federal Reserve (The Fed). Kondisi ini dapat mendorong The Fed untuk segera menurunkan suku bunga, guna mendukung pertumbuhan ekonomi AS dengan menuju era suku bunga rendah.Jika The Fed benar-benar menurunkan suku bunga, maka pasar saham Indonesia diharapkan dapat mendapat keuntungan dari aliran dana asing yang meninggalkan AS. Investasi di AS atau berdenominasi dolar AS menjadi kurang menarik setelah suku bunga turun, sehingga investor asing dapat mengalihkan dananya ke pasar saham Indonesia.

Prospek Pasar Saham Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global

Dinamika pasar saham Indonesia saat ini menunjukkan adanya ketahanan di tengah ketidakpastian global. Meskipun IHSG belum mampu bertahan di atas level psikologis 7.700, namun pergerakan indeks yang berakhir di zona hijau menunjukkan adanya sentimen positif di kalangan investor. Faktor-faktor eksternal, seperti perkembangan ekonomi AS dan kebijakan suku bunga The Fed, menjadi penentu penting bagi arah pergerakan pasar saham Indonesia ke depan.Investor perlu memperhatikan dengan seksama perkembangan ekonomi global, khususnya di AS, serta langkah-langkah yang akan diambil oleh otoritas moneter AS. Hal ini akan menjadi kunci untuk memetakan prospek pasar saham Indonesia dalam jangka menengah hingga panjang. Selain itu, pemantauan terhadap kinerja emiten-emiten unggulan di dalam negeri juga menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan investasi.