Gelar RUPS, Krakatau Steel Lanjutkan Program Restrukturisasi Utang

Sep 5, 2024 at 12:10 PM

Restrukturisasi Utang Jadi Kunci Kebangkitan Krakatau Steel

Krakatau Steel, perusahaan baja terkemuka di Indonesia, menghadapi tantangan finansial yang berat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, melalui serangkaian langkah strategis, manajemen Perseroan kini berhasil membawa Krakatau Steel ke arah pemulihan yang menjanjikan. Restrukturisasi utang menjadi kunci utama dalam upaya memperbaiki kondisi internal dan kinerja Perseroan.

Manajemen Krakatau Steel Teguhkan Komitmen untuk Pulihkan Kondisi Keuangan

Optimalisasi Kinerja Operasional Bisnis Baja

Salah satu fokus utama Krakatau Steel dalam program restrukturisasi utangnya adalah mengoptimalkan kinerja operasional bisnis baja. Hal ini dilakukan melalui pengoperasian Pabrik Baja Lembaran Panas (HSM#1) secara optimal. Dengan memanfaatkan aset-aset penting ini secara maksimal, Krakatau Steel berharap dapat meningkatkan efisiensi produksi dan memperkuat posisi kompetitifnya di pasar.Selain itu, Perseroan juga berupaya untuk mengoptimalkan aset tetap berupa lahan yang dimiliki. Upaya ini diharapkan dapat memberikan tambahan sumber pendanaan melalui divestasi saham di entitas anak usaha dan asosiasi. Langkah-langkah strategis ini bertujuan untuk memperkuat struktur keuangan Krakatau Steel dan memastikan keberlangsungan usahanya.

Pengurangan Beban Utang melalui Restrukturisasi

Selain optimalisasi aset, Krakatau Steel juga melakukan langkah-langkah konkret dalam upaya memperbaiki kondisi keuangannya. Salah satu langkah utama adalah melakukan restrukturisasi utang. Melalui program ini, Perseroan berhasil menurunkan total liabilitas sebesar 10% dari US$ 2,61 miliar menjadi US$ 2,35 miliar pada tahun 2023.Proses restrukturisasi utang ini dilakukan melalui pembayaran sebagian pokok utang Tranche A dan Tranche B, yang bersumber dari divestasi anak perusahaan dan optimalisasi lahan. Dengan demikian, Krakatau Steel dapat terus memenuhi komitmennya untuk menyelesaikan kewajiban utang dan menjaga keberlangsungan usaha.

Peningkatan Kinerja Keuangan dan Arus Kas

Upaya restrukturisasi utang yang dilakukan Krakatau Steel telah memberikan dampak positif pada kinerja keuangan Perseroan. Pada tahun 2023, Krakatau Steel berhasil mencatatkan pendapatan senilai US$ 1,45 miliar atau setara dengan Rp 22,45 triliun. Selain itu, terjadi penurunan biaya usaha sebesar 6% menjadi US$ 125,33 juta atau setara Rp 1,94 triliun.Lebih lanjut, Krakatau Steel juga berhasil membukukan tambahan kontribusi positif dari bagian laba entitas asosiasi senilai US$ 41,41 juta atau setara Rp 0,64 triliun. Hal ini menunjukkan adanya diversifikasi sumber pendapatan yang dapat memperkuat struktur keuangan Perseroan.Tidak hanya itu, Krakatau Steel juga mampu menjaga arus kas positif dengan saldo kas akhir tahun 2023 senilai US$ 102,7 juta atau setara Rp 1,58 triliun, mengalami peningkatan 30% dibandingkan tahun 2022. Kondisi ini memberikan keyakinan bahwa Perseroan dapat terus mempertahankan kelangsungan usahanya.

Perbaikan Fasilitas Produksi Sebagai Prioritas

Selain upaya restrukturisasi utang, Krakatau Steel juga fokus pada perbaikan fasilitas produksi, khususnya Pabrik Baja Lembaran Panas (HSM#1). Perbaikan fasilitas ini diharapkan dapat selesai pada tahun 2024, sehingga Perseroan dapat segera memulai produksi pertama produk Hot Rolled Coil (HRC) pascaperbaikan.Langkah ini merupakan prioritas utama Krakatau Steel saat ini, sebagai upaya untuk menjaga kinerja Perseroan selama proses pemulihan. Dengan perbaikan fasilitas HSM#1, Krakatau Steel berharap dapat meningkatkan efisiensi produksi dan memperkuat daya saingnya di pasar.Selain itu, Perseroan juga sedang menyelesaikan restrukturisasi lanjutan atas sisa utang dengan para kreditur dan pemegang saham. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kepastian dan stabilitas bagi kelangsungan usaha Krakatau Steel dalam jangka panjang.