Cerita Penyelamatan Nabi Isa dari Penyaliban

Apr 17, 2025 at 10:15 PM
Single Slide

Kisah tentang upaya penangkapan dan penyaliban Nabi Isa al-Masih menunjukkan bagaimana kekuasaan Allah melindungi utusan-Nya dari rencana jahat musuh. Dalam Al-Qur'an, Surat An-Nisa ayat 157-158 menjelaskan bahwa penyaliban tersebut tidak benar-benar terjadi, tetapi disamarkan agar tampak seperti itu kepada orang-orang yang ingin membunuhnya. Sebaliknya, Allah telah mengangkat derajat Nabi Isa kepada-Nya. Di sisi lain, Yudas Iskariot, salah satu muridnya, menjadi pelaku utama pengkhianatan dengan memberikan informasi rahasia tentang keberadaan Nabi Isa kepada musuh-musuhnya.

Peristiwa ini mencerminkan konsekuensi dari tindakan keji serta pentingnya keyakinan pada janji Allah. Kekufuran Bani Israil dalam menerima ajaran Nabi Isa juga turut memperparah situasi, namun kisah tersebut menguatkan keyakinan bahwa Allah selalu memiliki rencana penyelamatan bagi para nabi-Nya.

Pengkhianatan Yudas dan Akhir yang Mengenaskan

Betrayal oleh salah satu murid terdekat Nabi Isa menjadi titik awal dari serangkaian peristiwa yang hampir mengakhiri hidup sang Nabi. Namun, Tuhan memiliki rencana lain untuk melindungi utusan-Nya dari ancaman tersebut. Kisah ini menggambarkan bagaimana kesombongan dan keegoisan dapat membawa individu menuju nasib buruk.

Dalam konteks sejarah agama, Yudas Iskariot adalah simbol dari kecurangan dan pengkhianatan. Ia dianggap sebagai tokoh utama yang menjual informasi penting tentang keberadaan Nabi Isa kepada pihak yang berusaha menangkapnya. Setelah berhasil mengarahkan musuh-musuh Nabi Isa ke lokasi persembunyiannya, akhirnya Yudas sendiri mengalami ajal secara tragis. Tubuhnya ditemukan tergantung, dengan kondisi yang sangat mengerikan, sebagai bentuk hukuman atas tindakan keji yang dilakukan. Ini menunjukkan bahwa setiap tindakan jahat pasti memiliki dampak negatif, baik dalam dunia maupun akhirat.

Kekufuran Bani Israil dan Perlawanan Terhadap Keyakinan

Bani Israil sering kali ditampilkan dalam kitab suci sebagai kelompok yang sulit menerima ajaran baru meskipun telah disertai dengan bukti nyata seperti mukjizat. Sikap mereka terhadap Nabi Isa menjadi contoh bagaimana ketidakpercayaan dapat menyebabkan konflik besar. Meski demikian, kisah ini juga menunjukkan bahwa Allah selalu memberikan jalan keluar bagi orang-orang yang bersabar dan bertawakkal.

Sejak zaman Nabi Musa as hingga periode Nabi Isa, Bani Israil kerap kali menunjukkan perilaku keras kepala dan kurang percaya terhadap firman Allah. Salah satu contohnya adalah permintaan mereka untuk melihat bukti nyata dari kebesaran Allah, seperti saat mereka meminta Hidangan Langit (al-Maidah) sebagai ujian iman. Namun, meskipun sudah diberikan bukti nyata melalui mukjizat, banyak dari mereka tetap ragu dan bahkan melakukan perlawanan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya keyakinan tanpa syarat dalam menjalankan perintah Allah. Pada akhirnya, kisah ini menjadi pelajaran bahwa setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan tindakannya, baik itu berupa ampunan atau hukuman.