Saham Ini Ditolak Warren Buffett dan Jadi Penyesalan Terbesar Hidupnya

Sep 5, 2024 at 3:15 AM

Mengutuk Dirinya Sendiri, Warren Buffett Sesali Tidak Investasi di Amazon

Dalam sebuah pengakuan yang mengejutkan, Ketua dan CEO Berkshire Hathaway Inc., Warren Buffett, mengungkapkan penyesalannya yang terbesar - tidak berinvestasi di Amazon.com Inc. di awal-awal berdirinya perusahaan tersebut. Padahal, Buffett mengakui kekagumannya terhadap pendiri Amazon, Jeff Bezos, dan memprediksi keberhasilan yang luar biasa dari perusahaan ini.

Kesempatan yang Terlewatkan, Kini Jadi Penyesalan Terbesar Legenda Investasi

Menyesal Melewatkan Peluang Berinvestasi di Amazon

Buffett mengakui bahwa ia tidak hanya sekali, tetapi dua kali, melewatkan kesempatan untuk berinvestasi di Amazon. Pada tahun 1994, saat Amazon baru saja didirikan sebagai toko buku online, Buffett memutuskan untuk tidak menanamkan modalnya. Hal serupa terjadi lagi pada tahun 1997, ketika Amazon pertama kali melantai di bursa saham.Bahkan pada saat itu, Wall Street sendiri meragukan keberhasilan penawaran saham perdana (IPO) Amazon. Keraguan tersebut tampaknya terkonfirmasi ketika harga saham Amazon sempat jatuh di bawah harga IPO-nya pada tahun 2001-2002. Namun, apa yang terjadi kemudian jelas berbeda dengan dugaan awal.

Kagum pada Jeff Bezos, Tapi Tak Berani Bertaruh

Meskipun tidak berinvestasi, Buffett selalu memandang tinggi pendiri Amazon, Jeff Bezos. Ia bertemu dengan Bezos dua dekade lalu dan langsung menyadari bahwa Bezos adalah "pemikir yang luar biasa jernih sekaligus cerdas."Namun, Buffett menyatakan bahwa pertumbuhan Amazon yang ia sebut sebagai "keajaiban" membuatnya ragu untuk berinvestasi. "Jika saya merasa sesuatu akan menjadi sebuah keajaiban, saya cenderung tidak bertaruh pada hal itu," ungkapnya dalam sebuah wawancara.Dalam wawancara lainnya, Buffett menegaskan kekagumannya pada Bezos. "Saya selalu mengagumi Jeff," ujarnya. "Saya bertemu dengannya sekitar 20 tahun yang lalu, dan saya pikir dia adalah seseorang yang istimewa, tapi saya tidak menyadari bahwa Amazon bisa berkembang dari penjualan buku menjadi sebesar sekarang."

Filosofi Investasi Buffett yang Konservatif

Kehati-hatian Buffett dalam berinvestasi di Amazon bukanlah karena keraguan akan potensi perusahaan, melainkan didorong oleh filosofi investasinya yang konservatif dan metodis. Pada rapat pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway tahun 2017, Buffett mengakui bahwa ia terlalu lamban untuk memahami apa yang akan terjadi dengan Amazon. "Saya terlalu bodoh untuk menyadari apa yang akan terjadi," katanya.Kendati demikian, Buffett juga mengungkapkan bahwa penyesalannya lebih bersifat psikologis. Dalam wawancara dengan CNBC, ia menjelaskan bahwa penyesalan tersebut membuatnya sulit untuk berinvestasi di Amazon sekarang. "Saya mungkin punya banyak masalah psikologis terkait kenyataan bahwa saya tidak melakukannya, sehingga sulit untuk melakukannya sekarang," ujarnya.

Pelajaran Berharga dari Kesempatan yang Terlewat

Setiap laporan tahunan Amazon menjadi pengingat bagi Buffett tentang peluang yang terlewatkan, terutama karena Bezos selalu menyertakan surat pemegang sahamnya yang pertama dari tahun 1997 dalam laporan tersebut."Saya tahu bahwa dia akan memaksimalkan setiap ide yang dia miliki. Saya tidak menyadari bahwa ide itu memiliki potensi sebesar ini. Saya melewatkannya," kata Buffett.Walaupun Buffett mengakui bahwa tidak berinvestasi di Amazon adalah kesempatan yang terlewat, ia tidak melihatnya sebagai kesalahan dalam pendekatan investasinya. Sebaliknya, ia menganggapnya sebagai kekeliruan dalam pelaksanaan.Kesalahan ini menunjukkan berbagai jalur yang dapat diambil dalam dunia investasi. Beberapa orang mungkin memilih investasi yang sudah terbukti dan stabil seperti Buffett, sementara yang lain mungkin lebih bersedia mengambil risiko besar demi imbalan yang lebih tinggi, seperti berinvestasi pada startup.Bagi para investor, keputusan Buffett untuk melewatkan Amazon berfungsi sebagai pelajaran berharga. Meskipun peluang investasi berlimpah, pemahaman diri adalah aset paling berharga dalam menentukan di mana harus menempatkan modal.