Harga Minyak Makin Anjlok, OPEC+ Tunda Kenaikan Produksi

Sep 5, 2024 at 2:50 AM

Perkiraan Keputusan OPEC+ Berdampak pada Harga Minyak Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kembali mengalami penurunan setelah kabar tentang rencana OPEC+ untuk menaikkan produksi minyak. Selain itu, kekhawatiran akan kinerja ekonomi China yang buruk juga diprediksi dapat menurunkan permintaan minyak dan mengurangi marjin keuntungan pada proses penyulingan minyak. Berbagai faktor ini berkontribusi pada penurunan harga minyak global saat ini.

Ketidakpastian Pasar Minyak Menimbulkan Kekhawatiran OPEC+

Tekanan pada Harga Minyak

Harga minyak mentah WTI berjangka tercatat turun 1,46% menjadi US$69,31 per barel pada penutupan perdagangan Rabu (4/9/2024). Sementara itu, minyak mentah Brent juga terkoreksi 1,36% menjadi US$72,75 per barel. Pada pembukaan perdagangan Kamis (5/9/2024), harga minyak mentah WTI berjangka dibuka melemah 0,04% di level US$69,28 per barel, dan minyak mentah Brent dibuka lebih rendah atau turun 0,01% di level US$72,74 per barel.Penurunan harga minyak ini terjadi setelah kabar mengenai rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak pada bulan Oktober mendatang. Namun, kini OPEC+ sedang membahas kemungkinan penundaan kenaikan produksi tersebut. Hal ini dilakukan karena harga minyak WTI dan Brent telah jatuh, seiring dengan penurunan kelas aset lainnya, akibat kekhawatiran akan lemahnya ekonomi global, terutama data ekonomi yang buruk dari China, sebagai importir minyak terbesar di dunia.

Kekhawatiran OPEC+ Terhadap Prospek Pasokan dan Permintaan

Menurut empat sumber dari kelompok produsen OPEC+, penundaan peningkatan produksi minyak pada bulan Oktober "sangat mungkin terjadi". Hal ini disebabkan oleh sentimen pasar minyak yang rapuh atas prospek pasokan yang lebih banyak dari OPEC+ dan berakhirnya perselisihan yang menghentikan ekspor Libya, ditambah dengan prospek permintaan yang melemah.OPEC+ memangkas produksi sebesar total 5,86 juta barel per hari, atau sekitar 5,7% dari permintaan global, dalam serangkaian langkah yang disepakati sejak akhir 2022 untuk mendukung pasar karena ketidakpastian atas prospek permintaan dan meningkatnya pasokan di luar kelompok tersebut. Kelompok ini juga sepakat untuk memperpanjang pemangkasan terbaru, yaitu pemangkasan 2,2 juta barel per hari oleh delapan anggota hingga akhir September 2024, sebelum secara bertahap melonggarkan pemangkasan ini mulai Oktober hingga September 2025.

Potensi Penundaan Peningkatan Produksi Minyak

Peningkatan produksi yang direncanakan sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Oktober, yang mungkin saat ini tertunda, dijadwalkan akan dilakukan oleh delapan anggota OPEC+ yang telah melakukan pemangkasan terbaru. Namun, dengan prospek permintaan yang melemah dan kekhawatiran akan kelebihan pasokan, OPEC+ mungkin harus lebih bijaksana untuk menunggu hingga Desember sebelum mengambil keputusan tentang kebijakan peningkatan produksi minyak.Selain itu, perselisihan antara faksi-faksi yang bersaing di produsen OPEC Libya atas kendali bank sentral juga telah menyebabkan hilangnya sedikitnya 700.000 barel per hari produksi. Namun, berita bahwa kemungkinan kesepakatan untuk menyelesaikan konflik sedang dalam proses telah mendorong harga minyak turun sekitar 5% pada hari Selasa.

Dampak Lain pada Harga Minyak

Permintaan China yang lemah dan penurunan marjin penyulingan global juga turut membebani harga minyak saat ini. Analis RBC Capital Helima Croft mencatat bahwa "kinerja buruk Chinna telah merusak proyeksi pertumbuhan minyak 2024 dan terus tertinggal dari impor minyak mentah 2023 dan tingkat produksi kilang."Secara keseluruhan, berbagai faktor, termasuk rencana OPEC+ untuk mungkin menunda kenaikan produksi, kekhawatiran atas prospek permintaan dan pasokan, serta dampak dari ekonomi China dan Libya, telah menyebabkan penurunan harga minyak mentah dunia saat ini. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan OPEC+ dan dapat mempengaruhi keputusan selanjutnya mengenai produksi minyak.