Potensi Pemotongan Suku Bunga AS Dorong Penguatan Rupiah
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed yang semakin kuat. Hal ini didorong oleh data lowongan kerja AS yang menurun ke titik terendah dalam 3,5 tahun terakhir, mencerminkan perlambatan ekonomi di negara tersebut.Rebound Rupiah Berpotensi Terus Berlanjut
Rupiah Kembali Menguat Setelah Pelemahan Beruntun
Rupiah telah mengalami penguatan terhadap dolar AS setelah beberapa hari berturut-turut melemah. Pada perdagangan hari ini, Kamis (5/9/2024), rupiah dibuka menguat 0,45% ke posisi Rp15.400/US$, setelah kemarin (4/9/2024) juga menguat 0,32%. Pergerakan ini sejalan dengan melemahnya indeks dolar AS (DXY) sebesar 0,08% menjadi 101,28, lebih rendah dari posisi sebelumnya di 101,36.Salah satu faktor utama yang mendorong penguatan rupiah adalah ekspektasi pasar akan pemotongan suku bunga The Fed yang semakin kuat. Hal ini disebabkan oleh data lowongan kerja AS yang menurun ke titik terendah dalam 3,5 tahun terakhir, menunjukkan perlambatan ekonomi di negara tersebut.Perlambatan Pasar Tenaga Kerja AS Memicu Harapan Pemangkasan Suku Bunga
Laporan Job Openings and Labor Turnover Summary (JOLTS) mencatat penurunan jumlah lowongan kerja di AS ke titik terendah sejak Januari 2021 atau 3,5 tahun yang lalu pada Juli 2024. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS sudah mulai mendingin. Selain itu, data dari Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan penyerapan lowongan kerja pada Juli hanya mencapai 7,673 juta, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 8,1 juta.Penurunan jumlah lowongan kerja di AS memicu kekhawatiran mengenai kondisi ekonomi di negara tersebut. Hal ini juga menunjukkan bahwa tingginya suku bunga yang ditetapkan oleh The Fed telah berdampak pada pasar tenaga kerja AS. Oleh karena itu, kondisi ini dapat mendorong The Fed untuk segera memangkas suku bunga, dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS dan menuju era suku bunga rendah.Pasar Memperkirakan Pemotongan Suku Bunga The Fed
Menurut survei CME FedWatch Tool, sebanyak 55% pelaku pasar meyakini bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan ini. Sementara itu, 45% sisanya memperkirakan pemotongan suku bunga yang lebih besar, yaitu sebesar 50 bps.Jika pemotongan suku bunga The Fed benar-benar terjadi, maka indeks dolar AS (DXY) berpotensi melemah lebih dalam, sehingga akan memberikan ruang bagi rupiah untuk terus menguat. Hal ini akan mengurangi tekanan terhadap rupiah dan mendorong penguatan mata uang Garuda.