Pengalaman Mustain menggambarkan bagaimana kondisi lalu lintas yang memburuk dapat berdampak signifikan pada pendapatan harian para pengemudi. Sejak awal pekan lalu, situasi di sekitar Tanjung Priok menjadi semakin sulit untuk dinavigasi.
Setiap pagi, Mustain harus membuat keputusan sulit apakah akan meninggalkan rumah atau tetap menunggu hingga ada informasi lebih jelas tentang kondisi jalan. Namun, upaya tersebut sering kali gagal karena tingkat kemacetan yang terus meningkat.
Dengan durasi perjalanan yang semakin panjang, pengemudi seperti Mustain dihadapkan pada tantangan logistik baru setiap hari. Mereka tidak hanya kehilangan waktu produktif tetapi juga mengalami penurunan jumlah penumpang.
Mustain menjelaskan bahwa kendaraannya biasanya sudah penuh pada jam-jam sibuk. Namun, akhir-akhir ini, banyak calon penumpang yang memilih alternatif transportasi lain karena ketidakpastian waktu tempuh. Situasi ini menciptakan tekanan tambahan bagi pengemudi yang bergantung sepenuhnya pada hasil harian.
Bukan hanya aspek finansial yang terganggu, tetapi juga kondisi mental para pengemudi. Mustain mengaku merasa stres karena harus memenuhi kewajiban finansial meskipun pendapatannya menurun drastis.
“Saya harus membayar cicilan mobil tepat waktu. Kalau pendapatan turun begini, rasanya sangat sulit untuk memenuhi segala kebutuhan,” ungkap Mustain dengan nada cemas. Ketegangan emosional ini menjadi salah satu faktor yang memperburuk situasi keseluruhan.
Di tengah tantangan besar ini, para pengemudi mulai mencari solusi adaptif untuk bertahan hidup. Beberapa di antaranya mempertimbangkan rute alternatif atau bahkan beralih ke jenis pekerjaan lain sementara.
Mustain berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kondisi ini. “Kami butuh bantuan nyata, bukan hanya janji-janji kosong. Setidaknya ada solusi konkret agar kami bisa bekerja tanpa khawatir kehilangan pendapatan,” katanya tegas.
Solusi atas masalah kemacetan tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien.
Perencanaan infrastruktur yang lebih baik serta peningkatan fasilitas umum dapat menjadi langkah awal menuju pemulihan. Selain itu, sosialisasi tentang pentingnya menggunakan transportasi massal juga perlu dilakukan secara intensif.