Pada sebuah serangan yang dilancarkan oleh Amerika Serikat terhadap pelabuhan bahan bakar di wilayah Ras Isa, Yaman, sebanyak 38 warga sipil tewas. Kelompok Houthi melaporkan bahwa operasi ini bertujuan untuk melemahkan kekuatan ekonomi mereka yang disebut mendukung aktivitas teroris. Namun, insiden ini menimbulkan korban di kalangan masyarakat sipil, termasuk pekerja pelabuhan dan paramedis. Pihak AS menyatakan bahwa langkah tersebut adalah bagian dari upaya membatasi akses kelompok Houthi terhadap sumber daya yang digunakan untuk operasi militer mereka.
Komando Pusat AS (CENTCOM) menjelaskan bahwa bahan bakar di pelabuhan tersebut menjadi salah satu sumber pendanaan bagi Houthi, meskipun sudah ada larangan impor setelah status organisasi teroris diberlakukan. Menurut laporan, kapal-kapal masih memasok bahan bakar ilegal yang kemudian dijual untuk mendanai aktivitas teroris. Situasi ini memicu reaksi keras dari pihak Houthi yang menegaskan hak mereka untuk membela diri serta menuntut pertanggungjawaban atas serangan itu.
Serangan yang dilancarkan di pelabuhan Ras Isa telah menimbulkan korban signifikan di kalangan masyarakat sipil. Sebanyak 38 jiwa dilaporkan meninggal dunia, dengan mayoritas merupakan pekerja pelabuhan yang berperan penting dalam distribusi logistik di daerah tersebut. Selain itu, lima orang paramedis juga menjadi korban, menunjukkan dampak luas dari operasi militer ini. Kejadian ini mencerminkan kerentanan warga sipil di tengah konflik bersenjata yang semakin intens.
Terdapat laporan lebih lanjut bahwa 102 orang mengalami cedera akibat serangan tersebut. Kondisi ini membuat fasilitas kesehatan lokal semakin tertekan, karena jumlah korban melampaui kapasitas penanganan medis. Pernyataan otoritas Houthi melalui saluran televisi Al-Masirah menyoroti sikap keras mereka terhadap serangan ini. Mereka menegaskan bahwa tindakan AS tidak hanya melanggar hukum internasional tetapi juga merusak stabilitas regional. Dalam konteks ini, peristiwa ini menjadi bukti betapa kompleksnya dinamika konflik di Yaman, di mana warga sipil sering kali menjadi korban utama.
Amerika Serikat melancarkan serangan ini sebagai bagian dari strategi mereka untuk melemahkan fondasi ekonomi kelompok Houthi. Menurut Komando Pusat AS (CENTCOM), bahan bakar yang disuplai ke pelabuhan Ras Isa digunakan untuk mendukung operasi militer Houthi. Lebih jauh, pihak AS menuduh bahwa pendapatan dari penjualan ilegal bahan bakar tersebut secara langsung mendanai aktivitas teroris kelompok tersebut. Dengan demikian, serangan ini diarahkan untuk memutus aliran dana yang vital bagi kelanjutan operasi militer Houthi.
Sejak penetapan Houthi sebagai organisasi teroris pada awal periode yang ditetapkan, kapal-kapal terus memasok bahan bakar ke pelabuhan tersebut. Langkah ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap larangan impor yang telah diberlakukan. Serangan AS bertujuan untuk memberikan tekanan maksimal kepada Houthi guna membatasi ruang gerak mereka dalam melakukan ancaman terhadap jalur maritim strategis seperti Terusan Suez dan Selat Bab-el-Mandeb. Meskipun tujuannya mulia dari sudut pandang keamanan global, serangan ini tetap menuai kritik karena dampak negatifnya terhadap warga sipil yang tidak terlibat langsung dalam konflik.