Menurut informasi terbaru dari Jakarta, masyarakat Indonesia memiliki sejumlah besar emas yang belum dimanfaatkan secara optimal. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkapkan bahwa hampir 1.800 ton emas disimpan oleh warga negara. Sayangnya, banyak orang masih memilih untuk menyimpan emas mereka di tempat-tempat tidak aman seperti di bawah bantal atau bahkan di toilet. Realitas ini menunjukkan pentingnya edukasi tentang penyimpanan emas yang lebih aman dan efisien.
Bullion bank dirancang sebagai solusi bagi masalah tersebut. Dengan berbagai layanan dan produk yang ditawarkan, seperti tabungan emas dan gadai emas, bullion bank bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengelola aset emas mereka dengan lebih baik. Meski tantangan dalam meyakinkan masyarakat untuk beralih ke sistem keuangan formal cukup besar, Erick optimistis bahwa langkah ini akan membuka peluang baru bagi perdagangan emas nasional. Selain itu, bullion bank juga akan mendukung program pemerintah dalam mencapai inklusi keuangan yang lebih luas.
Melalui inisiatif bullion bank, Kementerian BUMN berharap dapat mewujudkan visi ekonomi yang kuat, sesuai dengan tujuan pertumbuhan ekonomi 8% yang digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam sistem keuangan formal, langkah ini bukan hanya akan meningkatkan keamanan aset tetapi juga memperkuat kesejahteraan bersama. Langkah-langkah progresif seperti ini akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan inklusif.