Penghuni Baru di Taman Margasatwa Bukittinggi: Harimau Sumatra Anak Menambah Daya Tarik Wisata

Apr 18, 2025 at 3:26 AM
Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, kini memiliki daya tarik baru yang menarik perhatian masyarakat luas. Sebuah bayi harimau Sumatra betina telah menjadi bagian dari koleksi Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK), Bukittinggi Zoo. Dengan usia lebih dari 3 bulan, keberadaan si kecil Banun Kinantan tidak hanya memperkaya ragam fauna di lokasi tersebut, tetapi juga mencerminkan upaya konservasi ek-situ yang signifikan.

Momen Bersejarah untuk Kebun Binatang Kota Bukittinggi

Pada acara pertemuan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Bukittinggi, publik akan resmi diperkenalkan dengan Banun Kinantan. Kehadirannya ditunggu-tunggu sebagai simbol keberhasilan dalam menjaga kelestarian spesies langka ini.

Profil Kelahiran Banun Kinantan

Banun Kinantan lahir pada tanggal 28 Desember 2024 dari pasangan harimau Sumatra dewasa bernama Mantagi dan Bujang Mandeh. Dokter hewan di TMSBK, Yoli Zulfanedi, menjelaskan bahwa kelahiran ini sangat penting karena harimau Sumatra termasuk salah satu spesies paling terancam punah di dunia. Saat ini, Banun berusia lebih dari 3 bulan dan akan dirayakan secara istimewa pada usia 4 bulan mendatang. Perkembangan Banun dipantau secara ketat oleh tim ahli TMSBK. Mereka memastikan kondisi fisik dan mentalnya stabil sebelum diperkenalkan kepada masyarakat luas. Banun tumbuh dengan baik, menunjukkan karakteristik unik seperti pola belang yang semakin jelas serta aktivitas yang aktif sepanjang hari.Selain itu, kehadiran Banun membawa harapan besar bagi masa depan populasi harimau Sumatra. Melalui program reproduksi yang dikendalikan, TMSBK berhasil menunjukkan komitmennya dalam pelestarian spesies ini. Proses pembibitan yang dilakukan dengan hati-hati memastikan setiap individu memiliki peluang bertahan hidup yang maksimal.

TMSBK Sebagai Lembaga Konservasi Ek-Situ

Sebagai lembaga konservasi bawah naungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Barat, TMSBK memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian satwa langka. Koleksi mereka saat ini mencakup delapan ekor harimau Sumatra, termasuk Banun Kinantan. Setiap ekor memiliki profil dan riwayat yang berbeda, mencerminkan keragaman genetik yang harus dilestarikan.Salah satu contoh keberhasilan lain adalah Si Mauang, seekor harimau betina yang dievakuasi dari Nagari Tigobalai akibat konflik dengan manusia. Meskipun awalnya terlibat dalam insiden memangsa ternak, Si Mauang kini mendapatkan perlindungan dan pengawasan medis di TMSBK. Keputusan apakah ia akan dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya atau tetap tinggal di zoo sepenuhnya bergantung pada evaluasi tim ahli.Melalui pendekatan konservasi ek-situ, TMSBK berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung reproduksi alami harimau Sumatra. Faktor-faktor seperti kontrol suhu, penyesuaian diet, dan interaksi sosial antarindividu menjadi elemen penting dalam program ini. Hasilnya, populasi harimau Sumatra di TMSBK terus berkembang, memberikan harapan baru bagi spesies yang hampir punah.

Manfaat Wisata Edukatif di TMSBK

Di samping fungsi konservasi, TMSBK juga berperan sebagai objek wisata edukatif bagi masyarakat. Hadirnya Banun Kinantan diharapkan dapat meningkatkan minat pengunjung untuk belajar tentang pentingnya melestarikan flora dan fauna lokal. Acara perkenalan Banun pada 28 April 2025 diprediksi akan menarik ribuan pengunjung, termasuk delegasi dari berbagai daerah di Indonesia.Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Kepala Dinas Pariwisata Rofie Hendria menegaskan bahwa momen ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga ajang promosi pariwisata regional. “Kami ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya harmoni antara manusia dan alam,” katanya. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menarik investasi dan dukungan internasional dalam bidang konservasi.Untuk mendukung tujuan tersebut, TMSBK telah merancang serangkaian program interaktif yang melibatkan pengunjung langsung. Misalnya, sesi diskusi dengan para ahli biologi, demonstrasi teknik perawatan satwa, serta workshop fotografi satwa. Program-program ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus meningkatkan kesadaran akan ancaman kepunahan yang dihadapi harimau Sumatra.

Masa Depan Harimau Sumatra di Bukittinggi

Masa depan harimau Sumatra di TMSBK terlihat cerah dengan adanya dukungan dari berbagai pihak. Kerja sama antara pemerintah daerah, organisasi internasional, dan masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan program konservasi ini. Upaya pemantauan genetik, rehabilitasi, dan reintroduksi ke habitat asli terus dikembangkan guna memastikan keberlanjutan spesies ini.Dalam jangka panjang, TMSBK berencana memperluas area kandang untuk menampung lebih banyak individu harimau Sumatra. Investasi dalam infrastruktur modern seperti laboratorium genetika dan pusat penelitian juga menjadi prioritas utama. Hal ini bertujuan untuk membangun pusat konservasi yang holistik dan berkelanjutan.Keberhasilan TMSBK dalam menjaga harimau Sumatra tidak hanya menjadi kebanggaan bagi warga Bukittinggi, tetapi juga inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Melalui kolaborasi lintas sektor, harapan besar untuk melihat populasi harimau Sumatra kembali pulih secara alami dapat direalisasikan.