Dalam dunia penulisan, pemilihan kata yang tepat sangatlah penting. Banyak orang di Indonesia masih sering bingung antara penggunaan kata "pondasi" dan "fondasi." Artikel ini menjelaskan perbedaan keduanya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dengan memahami mana yang merupakan kata baku, kita dapat meningkatkan akurasi dalam menulis, baik untuk tugas sekolah, kuliah maupun artikel di media.

Penjelasan Lengkap tentang Penggunaan Fondasi sebagai Kata Baku

Dalam konteks perkembangan bahasa, banyak istilah yang digunakan secara luas namun tidak selalu benar secara etimologi. Di Jakarta, misalnya, para siswa, mahasiswa, hingga editor sering kali menghadapi dilema ketika harus memilih antara pondasi atau fondasi. Berdasarkan KBBI daring, hanya fondasi yang memiliki definisi resmi sebagai dasar bangunan yang kokoh, umumnya terletak di bawah tanah tempat struktur tersebut didirikan.

Kata fondasi juga bisa merujuk pada landasan lain seperti ekonomi, pendidikan karakter, dan prinsip-prinsip kehidupan. Sebaliknya, pondasi tidak ditemukan dalam kamus resmi, sehingga termasuk dalam kategori kata tidak baku. Contoh penerapan fondasi dalam kalimat antara lain: "Fondasi bangunan itu diperkuat agar lebih stabil," atau "Pendidikan karakter sejak dini menjadi fondasi moral masyarakat."

Berangkat dari penjelasan ini, jelas bahwa fondasi adalah kata baku yang harus dipraktikkan dalam tulisan formal. Penting bagi setiap penulis untuk selalu merujuk pada sumber resmi seperti KBBI untuk memastikan penggunaan kata yang tepat.

Pentingnya Kesadaran dalam Penggunaan Kata yang Akurat

Sebagai seorang jurnalis, saya menyadari betapa signifikannya penggunaan bahasa yang benar dalam komunikasi. Salah satu kesalahan kecil dalam pemilihan kata dapat menyebabkan salah persepsi atau kurangnya profesionalisme. Artikel ini memberikan pelajaran penting bahwa meskipun suatu kata sudah begitu akrab dalam percakapan sehari-hari, hal itu tidak selalu berarti benar secara gramatikal. Oleh karena itu, mari kita terus belajar dan memperbaiki diri demi kemajuan literasi bahasa Indonesia.