Indeks Harga Sahm Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan pada perdagangan pagi ini, Selasa, 11 Maret 2025. IHSG tercatat anjlok hingga 1,4%, mencapai level 6.503,84. Kondisi ini mencerminkan ketidakpastian ekonomi global dan domestik yang mempengaruhi pasar modal. Dalam sesi perdagangan ini, sebanyak 264 saham turun, sementara hanya 72 saham mengalami kenaikan. Transaksi senilai Rp 560,26 miliar melibatkan lebih dari 1,2 miliar saham dalam hampir 42.500 kali transaksi.
Ketidakstabilan pasar Asia-Pasifik dan Wall Street berdampak langsung pada gerakan IHSG. Di Jepang, indeks utama Nikkei 225 merosot lebih dari 2% tak lama setelah pembukaan, sedangkan indeks Topix turun 1,57%. Di Korea Selatan, indeks Kospi juga membuka hari dengan penurunan lebih dari 2%, serta indeks Kosdaq menurun hampir 2%. Selain faktor eksternal, bank investasi global Goldman Sachs juga menurunkan peringkat aset keuangan Indonesia dari overweight menjadi market weight, karena meningkatnya risiko fiskal akibat beberapa kebijakan pemerintah.
Situasi ini menunjukkan bahwa investor masih cemas atas potensi dampak negatif dari inisiatif pemerintah, seperti pemangkasan anggaran dan pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Kekhawatiran ini diperparah oleh proyeksi defisit fiskal yang meningkat dari 2,5% menjadi 2,9% dari PDB. Para ekonom dari Goldman Sachs menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi resesi di AS, telah membuat pasar semakin waspada. Meskipun tantangan ini ada, penting bagi pemerintah untuk tetap menjaga stabilitas ekonomi dan memberikan kepercayaan kepada investor agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.