Di tengah konflik berkepanjangan yang terjadi di Jalur Gaza, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengajukan seruan mendesak kepada masyarakat internasional. Ia menekankan pentingnya mendorong gencatan senjata permanen serta pembentukan negara Palestina yang berdaulat. Dalam pernyataannya, Guterres juga menegaskan perlunya pembebasan semua tawanan tanpa penundaan. Menurutnya, solusi yang berkelanjutan bagi konflik ini adalah menciptakan kedaulatan Palestina yang dapat hidup berdampingan dengan Israel dalam perdamaian dan keamanan.
Gaza telah menjadi saksi dari serangkaian krisis sejak Oktober 2023. Konflik yang melibatkan pihak-pihak regional dan internasional telah merenggut nyawa puluhan ribu warga Palestina. Serangan militer yang intensif oleh pasukan Israel selama periode tersebut menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, sekolah, dan masjid. Situasi ini memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut, di mana hampir 70% bangunan dan 92% unit perumahan rusak atau hancur.
Kondisi tersebut memaksa lebih dari dua juta penduduk Gaza harus mengungsi berkali-kali, karena lingkungan mereka tidak lagi aman untuk ditinggali. Meski Israel mengklaim bahwa beberapa fasilitas digunakan sebagai pusat komando oleh kelompok perlawanan, klaim ini ditolak oleh banyak pihak yang menuntut bukti konkret. Upaya diplomasi akhirnya membawa kepada kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas bulan lalu, meskipun tujuan awal perang belum sepenuhnya tercapai.
Seruan Guterres mencerminkan harapan dunia internasional akan resolusi damai di Timur Tengah. Dia menekankan bahwa hanya melalui dialog dan konsesi bersama, kedua belah pihak dapat mencapai perdamaian yang abadi. Dengan dukungan global, langkah-langkah menuju stabilisasi wilayah ini tampak semakin realistis. Masa depan Gaza dan Palestina bergantung pada upaya kolektif untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perdamaian dan kesejahteraan bagi semua penduduknya.