Misteri Kehidupan Nabi Isa dalam Perspektif Islam

Apr 18, 2025 at 1:24 AM

Dalam ajaran Islam, kisah Nabi Isa memiliki dimensi unik yang membedakannya dari narasi agama lain. Berdasarkan Al-Qur'an dan hadis, umat Islam percaya bahwa Nabi Isa belum meninggal dunia, melainkan diangkat ke langit oleh Allah SWT. Peristiwa ini ditegaskan dalam surat An-Nisa ayat 157-158, di mana jelas disebutkan bahwa kelompok Yahudi gagal membunuh Nabi Isa. Sebaliknya, Allah mengubah wajah seorang pengkhianat menjadi mirip dengan Nabi Isa sehingga ia-lah yang akhirnya disalib. Selain itu, peristiwa Isra' Mi'raj juga mencatat pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Isa dalam bentuk jasad dan ruhnya, menegaskan statusnya sebagai sosok yang masih hidup.

Keyakinan tentang kedatangan kembali Nabi Isa menjelang hari akhir menjadi bagian integral dari iman Muslim. Hadis-hadis shahih menyebutkan bahwa Nabi Isa akan turun sebagai hakim adil untuk memperbaiki dunia, menghancurkan simbol-simbol penyimpangan seperti salib, serta mengakhiri praktik upeti. Narasi ini bertentangan dengan pandangan Kristen yang meyakini bahwa Yesus telah mati disalib dan bangkit kembali. Dengan demikian, Islam memberikan perspektif berbeda terkait status kehidupan Nabi Isa hingga saat ini.

Pengangkatan Nabi Isa: Fakta atau Mitos?

Menurut sumber-sumber Islam, kisah pengangkatan Nabi Isa adalah realitas historis yang didukung oleh ayat-ayat Al-Qur'an. Surat An-Nisa menjelaskan bahwa upaya pembunuhan oleh kelompok Yahudi tidak berhasil karena Allah SWT mengangkat Nabi Isa ke langit-Nya. Alih-alih Nabi Isa, seorang pengkhianat bernama Yudas Iskariotlah yang diserupakan wajahnya dengan Nabi Isa dan kemudian disalib. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah atas segala hal serta perlindungan-Nya terhadap utusan-Nya.

Pengangkatan Nabi Isa bukan hanya sebuah peristiwa luar biasa tetapi juga menjadi fondasi bagi keyakinan Islam tentang kedatangannya kembali. Pada masa itu, Nabi Isa dianggap sebagai simbol kebenaran yang dilindungi dari ancaman musuh. Ayat-ayat Qur'aniyah menegaskan bahwa orang-orang yang merencanakan pembunuhan Nabi Isa berada dalam keraguan dan kebingungan, karena mereka tidak memiliki bukti pasti tentang apa yang benar-benar terjadi. Sebagai gantinya, mereka hanya mengandalkan asumsi-asumsi tanpa dasar yang kuat. Dengan kata lain, pengangkatan Nabi Isa adalah manifestasi kebesaran Allah dalam melindungi pesan-Nya dari distorsi dan kesalahpahaman.

Nabi Isa dalam Peristiwa Isra' Mi'raj

Peristiwa Isra' Mi'raj menawarkan perspektif baru tentang status Nabi Isa dalam tradisi Islam. Saat Nabi Muhammad SAW naik ke langit, beliau bertemu dengan para nabi sebelumnya, termasuk Nabi Isa. Namun, ada perbedaan signifikan antara pertemuan dengan Nabi Isa dan para nabi lainnya. Nabi Isa muncul dalam bentuk jasad dan ruhnya secara bersamaan, sedangkan para nabi lain hanya hadir dalam bentuk ruh saja. Ini menunjukkan bahwa Nabi Isa masih hidup dalam arti yang lebih luas, baik secara fisik maupun spiritual.

Kehadiran Nabi Isa dalam bentuk tersebut menegaskan posisinya sebagai salah satu nabi istimewa yang memiliki peran penting di akhir zaman. Tradisi Islam mempercayai bahwa Nabi Isa akan kembali ke bumi sebagai penjaga keadilan dan penghapus ketidakadilan. Ia akan menghancurkan simbol-simbol penyimpangan seperti salib dan mengakhiri praktik upeti yang dikenakan kepada kaum Muslimin. Dengan demikian, peristiwa Isra' Mi'raj bukan hanya sekadar cerita mistis, tetapi juga merupakan konfirmasi atas identitas Nabi Isa sebagai utusan Allah yang memiliki misi besar di masa depan. Keyakinan ini membedakan pandangan Islam tentang Nabi Isa dari narasi agama-agama lain, terutama Kristen, yang meyakini bahwa Yesus telah mati dan bangkit kembali.