Meningkatkan Kesadaran Masyarakat tentang Keberlanjutan Layanan Pembiayaan Syariah

Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pembiayaan online bukanlah hal baru. Berdasarkan data dari Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah platform pinjaman online ilegal yang telah diblokir mencapai 8.500 entitas. Di sisi lain, hanya sekitar 97 perusahaan yang beroperasi secara legal. Perbandingan ini menjelaskan mengapa masyarakat lebih sering mengenal pinjaman online ilegal daripada yang sah.

Menanggapi hal ini, AFSI berkomitmen untuk terus melakukan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat. Proses ini membutuhkan waktu dan strategi khusus, terutama dalam menyasar segmen masyarakat menengah ke bawah yang rentan terhadap penipuan. Upaya ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang risiko dan manfaat penggunaan layanan keuangan digital.

Edukasi sebagai Kunci Utama dalam Mengubah Persepsi Masyarakat

Pendidikan finansial menjadi elemen penting dalam upaya mengubah persepsi masyarakat terhadap layanan pembiayaan syariah. Ronald Y Wijaya, Ketua Umum AFSI, menekankan pentingnya pendekatan yang tepat dalam melaksanakan program edukasi. Ia menyebut bahwa banyak masyarakat yang belum memiliki pemahaman cukup tentang risiko dan manfaat menggunakan layanan ini.

Solusi yang ditawarkan adalah dengan menyesuaikan metode edukasi agar lebih mudah dipahami oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah. Hal ini termasuk penyederhanaan informasi dan penerapan teknologi yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Misalnya, penggunaan media sosial dan aplikasi mobile untuk menyampaikan informasi penting tentang pembiayaan syariah.

Momen Penting Setelah Pandemi: Memanfaatkan Teknologi untuk Edukasi

Berakhirnya masa pandemi menjadi kesempatan emas bagi AFSI untuk memperluas jangkauan edukasi keuangan. Saat ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya informasi akurat dalam pengambilan keputusan finansial. Oleh karena itu, AFSI berencana untuk memanfaatkan teknologi digital untuk menyampaikan informasi yang tepat dan dapat dipercaya.

Tantangan utama adalah memastikan bahwa informasi yang disampaikan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Ini mencakup penggunaan bahasa yang sederhana, visualisasi data yang menarik, serta kolaborasi dengan lembaga pendidikan dan pemerintah lokal. Tujuannya adalah agar masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga dapat memanfaatkannya untuk membuat keputusan yang bijak.