Letusan Gunung Dukono Mencapai Ketinggian 1 Kilometer

Apr 18, 2025 at 1:16 AM

Pada pagi hari, sebuah aktivitas vulkanik terjadi di wilayah Halmahera Utara, Maluku Utara. Gunung Dukono mengalami letusan besar yang mencatat ketinggian hingga 1 kilometer di atas puncak gunung. Aktivitas ini diamati oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Jumat, 18 April 2025, sekitar pukul 07:52 WIT. Kolom abu dari letusan tersebut menunjukkan warna putih dengan intensitas sedang hingga tebal, bergerak ke arah barat daya dan barat. Komunitas lokal diberikan peringatan untuk menjaga jarak aman dari kawah gunung.

Rincian Letusan Gunung Dukono di Halmahera Utara

Dalam pagi yang tenang di wilayah Halmahera Utara, sebuah peristiwa alam yang mengejutkan terjadi saat Gunung Dukono meletus pada pukul 07:52 WIT, tanggal 18 April 2025. Menurut laporan resmi dari PVMBG melalui petugas Saum Amin, kolom abu vulkanik tercatat mencapai ketinggian 1 kilometer di atas puncak atau setara dengan 2.087 meter di atas permukaan laut. Kolom abu tersebut tampak berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal, mengarah ke barat daya dan barat. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.

Kawasan sekitar Gunung Dukono telah diberikan peringatan agar masyarakat maupun pengunjung tidak mendekati Kawah Malupang Warirang dalam radius 4 kilometer. Selain itu, karena abu vulkanik dapat menyebarkan bahaya bagi sistem pernapasan manusia, warga disarankan untuk selalu memiliki masker sebagai langkah pencegahan. Distribusi abu dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin sehingga area yang terdampak bisa berubah-ubah.

Para peneliti geologi memantau situasi secara cermat untuk memberikan informasi terbaru kepada publik. Aktivitas ini juga menjadi pengingat bahwa daerah vulkanik tetap berisiko tinggi meskipun tampak damai dalam periode tertentu.

Peristiwa letusan Gunung Dukono menggarisbawahi pentingnya pemantauan bencana alam secara konstan serta pengetahuan masyarakat tentang tindakan pencegahan. Dengan adanya informasi yang tepat waktu dan akurat, kerugian akibat bencana alam dapat diminimalkan. Ini adalah contoh nyata bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi dapat bekerja sama untuk melindungi kehidupan dan properti di wilayah rentan seperti ini.