Kinerja Bank Permata: Penurunan Saham dan Strategi Jangka Panjang

Mar 13, 2025 at 5:32 AM

Penurunan tajam pada saham Bank Permata menarik perhatian para pelaku pasar. Pada hari Kamis (13/3/2025), harga saham bank yang berbasis di Jakarta ini anjlok hingga 17,19%, mencapai level Rp 2.120. Meskipun mengalami penurunan signifikan, kinerja keuangan bank ini tetap menunjukkan pertumbuhan positif. Kapitalisasi pasar turun menjadi Rp 75,94 triliun, setelah sebelumnya menyentuh angka lebih dari Rp 80 triliun. Sejak awal tahun, saham ini telah melonjak hingga 118%, dengan harga awal Rp 970.

Secara finansial, Bank Permata mencatatkan hasil yang cukup memuaskan. Laba bersih meningkat sebesar 38% secara tahunan, mencapai Rp 3,6 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh kenaikan pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) sebesar 4%. Kredit yang disalurkan juga naik 9% secara tahunan, mencapai Rp 155 triliun. Segmen korporasi menjadi kontributor utama, dengan pertumbuhan 12%, diikuti oleh segmen komersial dan konsumer. Selain itu, kualitas aset terus membaik, tercermin dari rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR) yang masing-masing berada di angka 2,1% dan 7,9%, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Bank Permata, Meliza M. Rusli, menyampaikan visi jangka panjang perusahaan. Menurutnya, modal bank saat ini merupakan yang tertinggi dalam kelompok KBMI 3. Dengan modal tersebut, bank berencana untuk fokus pada pengembangan bisnis secara berkelanjutan, bukan hanya mengejar target jangka pendek. "Kami ingin menggunakan modal yang ada untuk menciptakan keberlanjutan bisnis di masa mendatang," ungkap Meliza dalam acara Public Expose & Press Conference di Jakarta. Pendekatan ini menunjukkan komitmen bank untuk tidak hanya memperhatikan pertumbuhan cepat, tetapi juga stabilitas dan keberlanjutan dalam operasinya.

Bahkan di tengah fluktuasi pasar, Bank Permata menunjukkan bahwa strategi jangka panjang dapat memberikan keuntungan besar bagi perusahaan. Fokus pada pengelolaan risiko yang baik serta pengembangan bisnis yang berkelanjutan adalah kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi. Dengan langkah-langkah seperti ini, lembaga keuangan dapat terus memberikan manfaat bagi semua pihak, baik investor maupun masyarakat luas.