Pengembangan industri berbasis bahan baku dalam negeri semakin menunjukkan langkah konkret melalui kolaborasi antara PT Pertamina Petrochemical Trading (Pertachem) dan PT Indonesia BTR New Energy Material. Kolaborasi ini mencakup pemasaran Green Coke, yang menjadi salah satu elemen penting dalam rantai pasok energi global. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan dapat menguatkan posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri baterai dunia.

Green Coke, produk akhir dari proses pengolahan minyak bumi, memiliki peran vital dalam berbagai sektor industri besar. Salah satu aplikasinya adalah sebagai bahan baku anoda grafit artifisial yang digunakan dalam pembuatan baterai. Selain itu, material ini juga digunakan sebagai reduktor dalam peleburan logam, bahan penambah kadar karbon, serta alternatif bahan bakar dengan nilai kalori tinggi. Direktur Utama Pertachem, Oos Kosasih, menyampaikan bahwa ketersediaan Green Coke dengan spesifikasi unggul akan membuka peluang investasi baru dan memperkuat daya saing Indonesia di pasar internasional.

Dukungan terhadap ekonomi nasional tidak hanya datang dari sisi produksi tetapi juga dari potensi ekspor. Presiden Direktur PT Indonesia BTR New Energy Material, Wu Lei, optimistis bahwa produksi anoda yang meningkat hingga 160.000 ton per tahun akan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian negara. Dengan kapasitas tersebut, Indonesia dapat menjajaki pasar global sebagai pemasok anoda yang andal. Melalui inovasi dan sinergi antarindustri, harapan besar muncul untuk membangun ekosistem industri yang berkelanjutan dan tangguh.

Pencapaian ini menunjukkan komitmen kuat untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Langkah-langkah strategis seperti ini bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga mempersiapkan Indonesia sebagai peserta aktif dalam transformasi energi global. Dengan fokus pada pengembangan teknologi dan pemanfaatan sumber daya alam secara efisien, masa depan industri baterai Indonesia tampak cerah dan penuh harapan.