Investor Asing Mulai Keluar, IHSG Terkoreksi Tajam
Pasar saham Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan pada perdagangan sesi I hari ini, setelah beberapa hari terakhir berhasil bertahan di level psikologis 7.700. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat merosot 0,84% ke posisi 7.657,24, terkoreksi ke level psikologis 7.600. Hal ini terjadi seiring dengan adanya aksi jual yang dilakukan oleh investor asing, yang mencatatkan outflow untuk pertama kalinya setelah terjadi inflow selama 10 pekan beruntun.Investor Asing Mulai Melepas Saham, Sentimen Eksternal Menjadi Perhatian Utama
Penurunan IHSG Dipicu Aksi Jual Investor Asing
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 2,49 triliun pada periode perdagangan 2-5 September 2024. Hal ini terdiri dari pembelian bersih (net buy) Rp 2,65 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp 2,24 triliun di pasar saham, serta penjualan bersih sebesar Rp 7,38 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).Meskipun demikian, berdasarkan data pasar, investor asing masih mencatatkan pembelian bersih (net buy) atau inflow di pasar saham Indonesia. Pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu, asing tercatat masih net buy mencapai Rp 1,33 triliun di pasar reguler. Namun, di pasar tunai dan negosiasi, terlihat asing melakukan penjualan bersih (net sell) meskipun cenderung tipis, yakni sebesar Rp 302,4 miliar.Sentimen Eksternal Menjadi Perhatian Utama Pelaku Pasar
Selain aksi jual investor asing, tampaknya pelaku pasar akan berbalik ke mode "wait and see" terhadap data eksternal, mulai dari inflasi AS dan China, neraca dagang, sampai keyakinan konsumen domestik. Hal ini tercermin dari kondisi pasar tenaga kerja AS yang kembali mengecewakan, dengan penciptaan lapangan tenaga kerja yang lebih sedikit dari perkiraan.Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat data pekerjaan selain pertanian atau Non-Farm Payrolls (NFP) yang bertambah 142.000 selama Agustus 2024, naik dari 89.000 pekerjaan pada bulan sebelumnya. Namun, capaian tersebut masih di bawah perkiraan konsensus 161.000 pekerjaan.Pasar tenaga kerja yang terkontraksi tersebut kemudian menjadi tanda pemangkasan suku bunga AS semakin diperlukan. Peluang pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), menurut alat pengukur CME FedWatch kini sudah mencapai 70% untuk pertemuan 18 September mendatang.Sektor Konsumer Non-Primer Menjadi Penekan Terbesar IHSG
Secara sektoral, sektor konsumer non-primer menjadi yang paling parah koreksinya dan juga menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 1,97%. Beberapa saham yang menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), masing-masing dengan kontribusi penurunan sebesar 7,9 indeks poin, 6,98 indeks poin, dan 5,5 indeks poin.Hal ini menunjukkan bahwa sektor konsumer non-primer menjadi salah satu fokus perhatian investor saat ini, seiring dengan adanya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat. Investor cenderung berhati-hati dalam berinvestasi pada saham-saham di sektor ini, yang dapat berdampak pada penurunan harga saham dan tekanan pada IHSG.