Wall Street Mengawali September Dengan Buruk, Bursa AS Kebakaran
Sep 3, 2024 at 3:45 PM
Penurunan Bursa Saham AS: Investor Waspadai Laporan Pasar Tenaga Kerja yang Akan Dirilis
Bursa saham Amerika Serikat (AS) membuka perdagangan dengan penurunan pada awal bulan September. Indeks-indeks utama seperti Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq menunjukkan tanda-tanda penurunan akibat kekhawatiran investor terhadap data aktivitas pabrik dan laporan pasar tenaga kerja yang akan dirilis dalam waktu dekat.Jaga Kewaspadaan Tinggi, Pergerakan Pasar Tenaga Kerja Bakal Beri Sinyal Kebijakan The Fed
Penurunan Terpicu Oleh Sektor Teknologi
Perdagangan saham di Wall Street dibuka dengan catatan negatif pada Selasa (3/9/2024). Indeks Dow Jones melemah 0,18% ke level 41.489,67, S&P 500 turun 0,60% ke level 5.614,75, dan Nasdaq menurun 0,72% ke level 17.585,45. Penurunan ini dipicu oleh anjloknya saham-saham teknologi seperti Nvidia yang turun 7%, Apple yang turun 2%, dan Alphabet yang terkoreksi 2,58%.Pelaku pasar saat ini sedang menunggu dengan saksama sejumlah laporan pasar tenaga kerja yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. Hal ini menjadi sorotan utama, mengingat data ketenagakerjaan AS pada bulan Juli menunjukkan perlambatan yang lebih besar dari perkiraan, sehingga memicu aksi jual global pada aset-aset berisiko. Pertemuan bank sentral AS pada akhir bulan ini juga akan menjadi perhatian khusus, terutama menyusul dukungan terbaru dari Ketua Jerome Powell untuk penyesuaian kebijakan yang akan datang. Pasar saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin berada di angka 63%, sementara peluang untuk penurunan yang lebih besar sebesar 50 bps berada di angka 37%.Aktivitas Pabrik AS Masih Lesu
Salah satu faktor yang memengaruhi penurunan bursa saham AS adalah data aktivitas pabrik yang masih menunjukkan tren lesu. Meskipun Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur AS naik tipis menjadi 47,2% pada Agustus 2024 dari 46,8% pada Juli, angka tersebut masih berada di zona kontraksi.Hal ini menandakan bahwa aktivitas ekonomi di sektor manufaktur mengalami kontraksi untuk bulan kelima berturut-turut dan ke-21 kali dalam 22 bulan terakhir. Kondisi ini menjadi perhatian bagi investor, yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap prospek perekonomian AS.Fokus Investor pada Pergerakan Pasar Tenaga Kerja
Investor saat ini sangat memperhatikan perkembangan pasar tenaga kerja AS, terutama terkait dengan data penggajian non-pertanian yang akan dirilis akhir pekan ini. Setelah laporan bulan Juli yang mengisyaratkan perlambatan yang lebih besar dari perkiraan, pasar tenaga kerja menjadi sorotan yang lebih besar.Pergerakan pasar tenaga kerja ini akan menjadi penentu bagi langkah kebijakan moneter The Fed di pertemuan akhir bulan ini. Investor mencermati peluang penurunan suku bunga, baik sebesar 25 basis poin maupun 50 basis poin, yang akan menjadi sinyal penting bagi arah pasar saham ke depan.Dengan kondisi pasar yang masih rentan, investor perlu memperhatikan dengan saksama perkembangan data ekonomi, terutama terkait pasar tenaga kerja, serta sinyal-sinyal yang akan diberikan oleh The Fed dalam menentukan langkah kebijakan moneternya. Hal ini akan menjadi kunci dalam memetakan strategi investasi yang tepat di tengah volatilitas pasar yang masih tinggi.