Prospek Suku Bunga Turun Makin Dekat, Rupiah Potensi Menguat!

Sep 5, 2024 at 1:38 AM

Peluang Penguat Nilai Tukar Rupiah di Tengah Perlambatan Pasar Tenaga Kerja AS

Pelemahan permintaan tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) berpotensi mendorong Bank Sentral AS (The Fed) untuk segera memangkas suku bunga. Hal ini diyakini dapat memberikan angin segar bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Penguatan Rupiah di Tengah Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Pelemahan Pasar Tenaga Kerja AS

Data pasar tenaga kerja AS menunjukkan perlambatan yang signifikan. Laporan Job Openings and Labor Turnover Summary (JOLTS) mencatat penurunan jumlah lowongan kerja di Amerika Serikat pada Juli 2024 ke level terendah sejak Januari 2021. Jumlah lowongan kerja tercatat hanya 7,673 juta, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 8,1 juta.Kondisi ini mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS telah mulai mendingin. Rasio lowongan pekerjaan per pekerja yang tersedia kini berada di bawah 1,1, turun tajam dari posisi puncaknya yang melebihi 2:1 pada awal 2022. Selain itu, tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) juga meningkat menjadi 1,76 juta pada Juli, tertinggi dalam hampir 1,5 tahun terakhir.Analis berpendapat bahwa perlambatan pasar tenaga kerja AS tidak hanya terjadi hingga level sebelum pandemi, tetapi bahkan telah melewati titik tersebut. Situasi ini tentu saja menjadi perhatian bagi pembuat kebijakan di The Fed, yang diharapkan segera mengambil langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pelonggaran kebijakan moneter.

Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Dengan melihat perkembangan pasar tenaga kerja AS yang cenderung melemah, pasar memperkirakan bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga. Probabilitas The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin mencapai 57%, sedangkan peluang pemangkasan 50 basis poin berada di level 43%.Pemangkasan suku bunga The Fed diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi AS dan mengembalikan pasar tenaga kerja ke jalur yang lebih sehat. Selain itu, kebijakan ini juga dapat memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan global, termasuk pasar saham dan obligasi Indonesia.Hal ini dikarenakan pemangkasan suku bunga The Fed akan membuat investasi di AS atau yang berdenominasi dolar AS menjadi kurang menarik. Hal ini pada gilirannya dapat mendorong aliran dana asing untuk berpaling dari AS dan berinvestasi di pasar keuangan negara lain, termasuk Indonesia.

Potensi Penguatan Rupiah

Prospek pemangkasan suku bunga The Fed telah memberikan sentimen positif bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pada perdagangan kemarin, rupiah ditutup menguat 0,32% ke level Rp15.470/US$, sejalan dengan penurunan indeks dolar AS (DXY) sebesar 0,01% ke 101,29.Secara teknikal, pergerakan rupiah saat ini berada dalam tren sideways, dengan support di level Rp15.445/US$ dan resistance di Rp15.535/US$. Dengan prospek pemangkasan suku bunga The Fed, rupiah berpotensi untuk melanjutkan penguatannya, terutama jika mampu menembus area resistance tersebut.Selain itu, investor juga akan memantau data klaim awal pengangguran AS yang akan dirilis pada hari ini. Jika data tersebut menunjukkan penurunan, maka hal ini dapat semakin memperkuat harapan akan pemangkasan suku bunga The Fed, yang pada gilirannya dapat mendorong penguatan rupiah.