Aktivitas Manufaktur RI Masih Kontraksi, IHSG Dibuka Galau

Sep 3, 2024 at 2:16 AM
Single Slide

Deflasi Beruntun dan Kontraksi Manufaktur Indonesia: Sinyal Perlambatan Ekonomi?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung menguat pada awal perdagangan sesi I Selasa (3/9/2024), meskipun terdapat berita kurang baik dari dalam negeri. Kondisi ini dipengaruhi oleh sentimen domestik, terutama terkait data inflasi dan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia yang menunjukkan perlambatan.

Tren Deflasi dan Kontraksi Manufaktur Menjadi Perhatian Utama

Penurunan Daya Beli Masyarakat?

Deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut di Indonesia menjadi sorotan utama. Kondisi ini dinilai sebagai indikasi penurunan daya beli masyarakat. Josua Pardede, Chief Economist Bank Permata, mengungkapkan bahwa deflasi dipengaruhi oleh perbaikan pasokan pangan, khususnya terkait peningkatan produksi bawang merah. Namun, ia juga menekankan bahwa tren deflasi ini dapat menjadi sinyal penurunan daya beli masyarakat.Deflasi empat bulan berturut-turut ini merupakan fenomena yang sangat jarang terjadi dalam era reformasi di Indonesia, dengan terakhir kali terjadi pada tahun 1999. Kondisi ini semakin menegaskan sinyal pelemahan daya beli masyarakat di tengah situasi ekonomi yang tidak stabil saat ini.

Kontraksi Manufaktur: Kekhawatiran Terhadap Kinerja Presiden Jokowi

Selain deflasi, data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia juga menjadi perhatian. PMI manufaktur Indonesia menunjukkan kontraksi selama dua bulan berturut-turut, yakni pada Juli (49,3) dan Agustus (48,9). Posisi PMI manufaktur saat ini merupakan yang terendah sejak Agustus 2021.Kontraksi pada sektor manufaktur ini menjadi kekhawatiran tersendiri, mengingat industri ini memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja. Ambruknya sektor manufaktur juga dapat menjadi imbas negatif terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang akhir masa jabatannya pada bulan Oktober mendatang.S&P Global menjelaskan bahwa kontraksi manufaktur Indonesia disebabkan oleh penurunan output dan pesanan baru dengan tingkat yang lebih tajam. Perusahaan manufaktur juga terus mengurangi jumlah tenaga kerja meskipun hanya secara marjinal.Kondisi lemahnya industri manufaktur Indonesia ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir kuartal III-2024. Hal ini menjadi perhatian besar, mengingat sektor manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

Sentimen Domestik Membayangi Pergerakan IHSG

Kondisi domestik yang kurang menggembirakan, terutama terkait deflasi dan kontraksi manufaktur, turut membayangi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan sesi I hari ini.Meskipun IHSG dibuka cenderung menguat 0,36% ke posisi 7.722,12, namun hanya dalam waktu delapan menit, IHSG berbalik arah dan bergerak turun tipis 0,08% ke level 7.688,18. Hal ini menunjukkan adanya kekhawatiran pasar terhadap sentimen domestik yang kurang menguntungkan.Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini telah mencapai sekitar Rp 845 miliar dengan volume transaksi mencapai 2,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 91.740 kali. Pergerakan IHSG selanjutnya akan terus dipengaruhi oleh perkembangan data inflasi dan PMI manufaktur Indonesia, yang menjadi indikator penting bagi prospek ekonomi di masa mendatang.