IHSG Gagal Bertahan di Level 7.700 Tertekan Kinerja 5 Saham Ini

Sep 3, 2024 at 5:12 AM
Single Slide

IHSG Tertekan Akibat Sinyal Ekonomi Domestik yang Suram

Pasar saham Indonesia mengakhiri sesi perdagangan pagi dalam kondisi melemah, seiring adanya sejumlah data ekonomi domestik yang menyoroti perlambatan aktivitas di dalam negeri. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipicu oleh pelemahan sektor-sektor utama, seperti teknologi dan perbankan, yang menekan pergerakan indeks secara keseluruhan.

Perlambatan Ekonomi Dalam Negeri Menjadi Sentimen Negatif Bagi Pasar Saham

IHSG Anjlok di Sesi I Akibat Beban Sektor Teknologi dan Perbankan

Pada sesi perdagangan Selasa (3/9/2024) pagi, IHSG terpantau melemah 0,73% ke posisi 7.638,23. Pelemahan ini terjadi di tengah nilai transaksi yang cukup tinggi, mencapai sekitar Rp 5,4 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 14,1 miliar saham. Saham-saham unggulan seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi salah satu penekan terbesar bagi IHSG, yang memberikan tekanan sekitar 9,3 indeks poin.Secara sektoral, sektor teknologi menjadi sektor yang paling terkoreksi, dengan penurunan mencapai 3,06%. Pelemahan pada sektor-sektor utama ini turut menjadi faktor pendorong penurunan IHSG pada sesi perdagangan pagi ini.

Data Ekonomi Domestik Memburuk, Manufaktur Melambat dan Inflasi Melemah

Sentimen negatif yang menyelimuti pasar saham hari ini tak lepas dari data ekonomi domestik yang kurang menggembirakan. Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia terus menunjukkan kontraksi selama dua bulan berturut-turut, dengan level terendah sejak Agustus 2021. Kondisi ini memicu kekhawatiran karena sektor manufaktur merupakan salah satu penyumbang utama perekonomian dan penyerap tenaga kerja.Di sisi lain, data inflasi Agustus 2024 juga mencatatkan deflasi sebesar 0,03% secara bulanan. Deflasi telah terjadi selama empat bulan berturut-turut, suatu fenomena yang belum pernah terjadi sejak era Reformasi. Kondisi ini mengindikasikan adanya penurunan daya beli masyarakat, sejalan dengan perlambatan aktivitas ekonomi di dalam negeri.

Kondisi Ekonomi Domestik yang Rapuh Menjadi Pukulan bagi IHSG

Gabungan data-data ekonomi domestik yang kurang menggembirakan ini menjadi sentimen negatif bagi pergerakan IHSG. Perlambatan aktivitas manufaktur dan deflasi yang berkepanjangan menunjukkan kerentanan kondisi ekonomi dalam negeri saat ini. Hal ini memicu kekhawatiran akan dampak yang lebih luas bagi kinerja perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham.Investor saat ini cenderung bersikap wait and see, menanti adanya perbaikan pada indikator-indikator ekonomi utama sebelum kembali memperkuat posisi dalam pasar saham. Kondisi ini berpotensi menahan laju pemulihan IHSG dalam jangka pendek, setidaknya hingga kondisi ekonomi dalam negeri menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang lebih meyakinkan.