Permintaan Melemah, Harga Minyak Dunia Bergejolak
Sep 3, 2024 at 2:48 AM
Minyak Mentah Dunia Terombang-ambing di Tengah Kekhawatiran Ekonomi dan Gangguan Pasokan
Dunia minyak saat ini berada di persimpangan jalan, dengan harga-harga yang bergejolak di tengah berbagai tantangan, mulai dari perlambatan ekonomi hingga gangguan pasokan. Artikel ini akan mengupas secara mendalam dinamika pasar minyak mentah dunia, menyoroti faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan menganalisis dampak yang mungkin timbul.Gejolak Harga Minyak, Refleksi Kekhawatiran Ekonomi Global
Divergensi Harga Minyak WTI dan Brent
Dinamika harga minyak mentah dunia dalam beberapa waktu terakhir telah menunjukkan gambaran yang beragam. Harga minyak mentah WTI tercatat menguat, namun di sisi lain, minyak mentah Brent justru terpuruk. Hal ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi global yang semakin melemah.Pada perdagangan Senin (2/9/2024), harga minyak mentah WTI berjangka tercatat menguat 0,31% ke level US$73,78 per barel. Di sisi lain, minyak mentah Brent justru merosot 1,92% ke level US$77,29 per barel. Pola ini berlanjut di awal perdagangan hari ini Selasa (3/9/2024), di mana WTI berjangka dibuka naik tipis 0,03% ke level US$73,8 per barel, sementara Brent justru melemah 0,21% ke level US$77,13 per barel.Bayang-bayang Melemahnya Permintaan Minyak
Perbedaan tren harga ini tak lepas dari kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi, khususnya di China. Indeks manajer pembelian (PMI) China pada bulan Agustus mencapai titik terendah dalam enam bulan, menunjukkan melemahnya aktivitas manufaktur di negara tersebut. Selain itu, data terbaru juga mencatat penurunan pertama dalam pesanan ekspor baru di China selama delapan bulan pada bulan Juli, serta laju pertumbuhan harga rumah baru yang melambat pada bulan Agustus.Analis dari ING, Warren Patterson, menyatakan bahwa "Harga minyak tetap tertekan karena kekhawatiran turunnya permintaan China. Data PMI yang lebih lemah dari perkiraan selama akhir pekan tidak akan banyak membantu meredakan kekhawatiran ini."Perlambatan ekonomi China yang menjadi salah satu motor penggerak utama permintaan minyak global ini menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Kekhawatiran akan berkurangnya konsumsi minyak sebagai dampak dari kondisi ekonomi yang melemah terus menekan harga minyak Brent.Gangguan Pasokan yang Membebani Harga Minyak
Di tengah kekhawatiran akan penurunan permintaan, pasar minyak juga dikejutkan oleh gangguan pasokan yang terjadi di berbagai belahan dunia. Salah satu yang paling mencolok adalah situasi di Libya, di mana blokade fasilitas produksi minyak telah mengakibatkan produksi minyak menurun drastis.Misi Dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Libya menyatakan telah mengadakan pembicaraan pada hari Senin untuk menyelesaikan perselisihan atas kendali bank sentral yang memicu blokade komoditas paling berharga di negara itu. Akibatnya, produksi minyak Libya anjlok menjadi sedikit lebih dari 591.000 barel per hari pada 28 Agustus, dari hampir 959.000 barel per hari pada 26 Agustus, dan jauh di bawah tingkat produksi sekitar 1,28 juta barel per hari pada 20 Juli.Selain itu, gangguan juga terjadi di Rusia, di mana kilang minyak Gazpromneft Moskow milik Rusia menghentikan operasi di satu unit untuk perbaikan setelah sebelumnya terjadi kebakaran akibat serangan pesawat nirawak.Kombinasi kekhawatiran akan penurunan permintaan dan gangguan pasokan ini terus menekan harga minyak Brent, meskipun di sisi lain, harga minyak WTI masih mampu bertahan di zona hijau.Rencana Produksi OPEC+ di Tengah Ketidakpastian
Pada saat yang sama, para anggota OPEC+ juga dijadwalkan untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Oktober. Namun, rencana ini kemungkinan akan terus berlanjut terlepas dari kekhawatiran permintaan yang semakin menguat.Survei Reuters pada hari Senin menemukan bahwa produksi minyak global bulan lalu turun ke level terendah sejak Januari, menambah kekhawatiran akan pasokan. Belum lagi adanya serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Laut Merah di lepas pantai Yaman, meskipun tidak mengalami kerusakan besar.Situasi ini menciptakan ketidakpastian yang semakin tinggi di pasar minyak, di mana harga-harga terus bergerak fluktuatif, tergantung pada perkembangan dinamika permintaan dan pasokan global.