Sentimen Dovish The Fed Dorong Penguatan IHSG
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan tren positif pada perdagangan sesi I Rabu (7/8/2024), di tengah perbaikan sentimen pasar global setelah beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) bersikap lebih dovish.Optimisme Pasar Kembali Bangkit Setelah Gejolak Pekan Lalu
Penguatan Sektor Utama Dorong IHSG Melesat
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG melonjak 1,24% ke posisi 7.217,92, berhasil kembali menyentuh level psikologis 7.200. Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,1 triliun dengan volume transaksi mencapai 7,9 miliar lembar saham. Sebanyak 364 saham naik, 163 saham turun, dan 248 saham cenderung stagnan.Semua sektor saham pada sesi I hari ini terpantau menghijau, dengan sektor bahan baku, properti, transportasi, energi, dan industri menjadi yang paling kencang dan turut membantu IHSG melesat lebih dari 1%. Hal ini menunjukkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik yang semakin membaik.Saham Konglomerat Prajogo Pangestu Jadi Penopang Utama
Dua saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, masing-masing memberikan kontribusi 36,9 indeks poin dan 16 indeks poin.Kinerja positif kedua saham tersebut mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis perusahaan-perusahaan di bawah naungan Grup Barito Pacific yang terus menunjukkan pertumbuhan yang solid. Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong utama penguatan IHSG pada sesi perdagangan hari ini.Sentimen Dovish The Fed Meredakan Kekhawatiran Pasar
IHSG cenderung kembali cerah, di tengah sedikit membaiknya sentimen pasar global dan dalam negeri, setelah adanya nada dovish dari beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).Para pejabat The Fed baru-baru ini memberikan komentar penolakan terhadap gagasan bahwa data tenaga kerja yang lemah dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi alias resesi. Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, juga mengingatkan jika ambruknya saham pada pekan lalu dan Senin tidak bisa memaksa The Fed untuk memangkas suku bunga sesuai keinginan pasar.Komentar penolakan pejabat The Fed terhadap resesi tersebut setidaknya memberikan "angin segar" yang membuat kekhawatiran pasar mereda. Pelaku pasar kini membaca peluang sekitar 75% bahwa The Fed akan memotong suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) pada September.Pemulihan Pasar Keuangan Ditandai Penurunan Indeks VIX
Pada awal pekan ini, pasar dilanda volatilitas yang sangat tinggi, dengan VIX index yang mengukur ketidakpastian pasar hanya dalam sehari naik lebih dari 60%. Namun, pada kemarin VIX indeks sudah kembali turun dengan cepat, menunjukkan pemulihan pasar keuangan, termasuk IHSG dan nilai tukar rupiah.Pemulihan gerak pasar yang cepat, salah satunya dipengaruhi komentar para petinggi The Fed yang menolak gagasan bahwa data tenaga kerja yang lemah dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi. Hal ini setidaknya memberikan "angin segar" yang membuat kekhawatiran pasar mereda.Menurut alat FedWatch dari CME Group, investor mengestimasi The Fed Funds Rate (FFR) pada akhir tahun mencapai 4,25 – 4,50%, mengindikasikan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed di masa mendatang.