Mana yang Lebih Cuan, Value atau Growth Investing?
Aug 25, 2024 at 11:35 PM
Mengenal Lebih Dalam Strategi Investasi Saham: Value Investing vs. Growth Investing
Dalam dunia investasi saham, terdapat dua strategi utama yang kerap menjadi topik hangat di kalangan investor dan praktisi pasar modal - value investing dan growth investing. Kedua strategi ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam memilih saham, dengan potensi imbal hasil dan risiko yang unik. Memahami karakteristik masing-masing strategi dapat membantu investor menentukan pendekatan yang paling sesuai dengan tujuan dan profil risikonya.Temukan Jalur Berinvestasi Terbaik untuk Menambah Kekayaan Anda
Value Investing: Mencari Permata yang Belum Tergali
Value investing adalah strategi pemilihan saham berdasarkan nilai intrinsik perusahaan. Para penganut strategi ini berusaha mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang dianggap undervalued atau nilainya lebih rendah dari yang seharusnya. Prinsip utamanya adalah membeli saham pada harga yang jauh di bawah nilai sebenarnya, dengan harapan bahwa pasar akan mengoreksi harga tersebut di masa mendatang.Untuk menentukan nilai intrinsik suatu saham, investor value menggunakan berbagai metrik keuangan, seperti price-to-book (P/B) ratio, price-to-earnings (P/E) ratio, dan free cash flow (FCF). Saham dengan rasio P/B dan P/E yang rendah serta arus kas yang kuat dianggap sebagai kandidat yang menarik. Investor percaya bahwa pasar seringkali bereaksi berlebihan terhadap berita negatif, menyebabkan harga saham turun secara tidak proporsional.Salah satu investor value terkemuka di Indonesia, Lo Keng Hong, pernah menyatakan, "Cari saham spek Mercy dengan harga Avanza." Filosofi ini menggambarkan bagaimana value investor berupaya menemukan saham-saham berkualitas dengan valuasi yang menarik. Strategi ini berfokus pada memaksimalkan keuntungan modal jangka panjang, dengan asumsi bahwa harga saham akan kembali ke tingkat yang lebih wajar seiring dengan pemulihan kinerja perusahaan.Growth Investing: Menangkap Peluang Pertumbuhan
Growth investing, di sisi lain, berfokus pada pemilihan saham perusahaan-perusahaan yang sedang berada dalam fase pertumbuhan yang pesat. Investor yang mengadopsi strategi ini biasanya mencari peluang di industri-industri yang sedang berkembang cepat, di mana teknologi dan layanan baru terus bermunculan.Berbeda dengan value investing, growth investing lebih mementingkan potensi pertumbuhan di masa depan daripada valuasi saat ini. Investor growth berharap dapat memperoleh keuntungan melalui apresiasi modal, yaitu kenaikan harga saham di masa depan, dibandingkan dengan mengandalkan dividen selama masa kepemilikan.Perusahaan-perusahaan yang menjadi target dalam growth investing umumnya adalah perusahaan yang relatif muda dengan prospek besar, termasuk mereka yang baru saja melantai di bursa saham. Harapannya, perusahaan-perusahaan ini akan terus tumbuh pesat, sehingga pertumbuhan pendapatan atau laba bersihnya akan mendorong harga saham semakin tinggi di masa mendatang.Akibatnya, saham-saham growth sering diperdagangkan dengan rasio harga/laba (P/E) yang tinggi. Meskipun perusahaan mungkin belum menghasilkan laba saat ini, investor berharap mereka akan mencatat keuntungan besar di masa depan, terutama jika memiliki paten atau teknologi yang unggul dibandingkan pesaing.Untuk tetap unggul, perusahaan-perusahaan growth cenderung menginvestasikan kembali sebagian besar laba mereka ke dalam pengembangan teknologi baru dan berusaha mendapatkan hak paten, guna memastikan pertumbuhan jangka panjang.Memilih Strategi yang Tepat: Mencari Keseimbangan Antara Risiko dan Potensi Imbal Hasil
Memilih strategi investasi yang tepat - antara value investing atau growth investing - sangat bergantung pada preferensi dan profil risiko masing-masing investor. Kedua pendekatan memiliki potensi imbal hasil dan risiko yang berbeda.Value investing cenderung lebih konservatif, dengan fokus pada memaksimalkan keamanan investasi dan memperoleh keuntungan modal jangka panjang. Strategi ini cocok bagi investor yang lebih mementingkan keamanan dan stabilitas, tetapi bersedia menunggu lebih lama untuk melihat hasil. Di sisi lain, growth investing menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi, namun juga memiliki risiko yang lebih besar. Strategi ini cocok bagi investor yang lebih berani mengambil risiko demi meraih keuntungan modal yang lebih cepat.Dalam praktiknya, banyak investor yang menggabungkan kedua pendekatan dalam portofolio mereka, menyeimbangkan saham-saham value dan growth untuk mendapatkan kombinasi yang optimal antara stabilitas dan potensi pertumbuhan. Dengan memahami karakteristik masing-masing strategi, investor dapat menentukan pendekatan terbaik yang selaras dengan tujuan, preferensi, dan profil risikonya.