Rumor Ini Bikin Saham Grup Salim (DNET) Meroket 105,77% Dalam Seminggu

Sep 6, 2024 at 8:11 AM

Menyelam Lebih dalam ke Dalam Fenomena Saham DNET yang Meroket Tak Terbendung

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), emiten ritel dan investasi milik Grup Salim, telah menjadi sorotan utama di bursa saham Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Saham DNET terus mengalami lonjakan harga yang luar biasa, membuat investor bertanya-tanya apa yang menyebabkan fenomena ini dan apa implikasinya di masa depan.

Pergerakan Harga Saham DNET yang Mengejutkan Pasar

Melesat Hingga 19,89% dalam Sehari

Pada perdagangan sesi II Jumat (6/9/2024), saham DNET terbang hingga 19,89% ke posisi Rp 10.700/unit. Bahkan, saham ini kembali menyentuh auto reject atas (ARA) pada sesi yang sama. Ini merupakan kali keempat berturut-turut sejak perdagangan Selasa lalu di mana saham DNET mencapai ARA.Selama empat hari beruntun, saham DNET telah melesat hingga 71,89%. Dalam sepekan terakhir, DNET telah melejit hingga 105,77%, sebulan terbang 121,99%, dan sepanjang tahun ini meroket 127,66%. Kinerja yang sangat mencengangkan ini telah menarik perhatian investor dan pengamat pasar modal.

Kapitalisasi Pasar Mencapai Rp 151,77 Triliun

Seiring dengan kenaikan harga saham, kapitalisasi pasar DNET juga meningkat secara signifikan. Pada sesi II hari ini, kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 151,77 triliun. Jumlah ini terbilang fantastis, mengingat DNET merupakan perusahaan ritel dan investasi, bukan perusahaan teknologi atau telekomunikasi yang biasanya memiliki kapitalisasi pasar besar.Tingginya permintaan saham DNET tercermin dari antrian beli di order bid yang mencapai 5.036 lot atau sekitar Rp 5,4 miliar di harga Rp 10.700/unit. Sementara itu, di sisi penawaran atau order offer, tidak ada lagi antrean yang tersedia, menandakan saham DNET telah menyentuh ARA.

Rumor Keterlibatan Grup Salim dalam Merger EXCL-FREN

Salah satu faktor yang diduga menyebabkan lonjakan harga saham DNET adalah rumor mengenai keterlibatan Grup Salim dalam entitas bisnis hasil merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).Menurut kabar yang beredar, Grup Salim akan masuk melalui PT Mega Akses Persada, anak usaha DNET. Hal ini tidak terlalu mengejutkan, mengingat Salim telah memiliki 26% saham di penyedia telekomunikasi Filipina, PLDT, melalui First Pasific.Grup Salim juga diketahui telah aktif dalam kegiatan merger dan akuisisi (M&A) dalam 12 bulan terakhir, seperti mengakuisisi saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) dan Rex Minerals (RXM AU). Keterlibatan Salim dalam potensi merger EXCL-FREN diyakini menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan harga saham DNET.

Perhatian Khusus Bursa Efek Indonesia

Menanggapi fenomena ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menetapkan saham DNET sebagai Unusual Market Activity (UMA). Menurut BEI, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.Saat ini, BEI sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham DNET. Oleh karena itu, para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja perusahaan, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Kinerja Keuangan DNET di Semester I-2024

Dari sisi kinerja keuangan, pada semester I-2024, DNET membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 444,89 miliar. Angka laba bersih ini turun dari periode yang sama pada tahun 2023 yang berjumlah Rp 459,46 miliar.Meskipun terjadi penurunan laba bersih, namun hal ini tidak menjadi penghalang bagi saham DNET untuk terus melesat di pasar modal. Investor tampaknya lebih tertarik pada prospek bisnis perusahaan di masa depan, terutama jika terkait dengan potensi keterlibatan Grup Salim dalam industri telekomunikasi.Fenomena lonjakan harga saham DNET ini menarik untuk dicermati lebih lanjut, mengingat dampaknya yang cukup signifikan terhadap pasar modal Indonesia. Pergerakan saham DNET yang tak terbendung ini telah menarik minat investor dan mengundang perhatian regulator untuk memantau perkembangannya secara ketat.