Rupiah Menunjukkan Kekuatan dalam Menghadapi Dolar AS
Dalam perkembangan terbaru, rupiah tampaknya mampu mempertahankan momentum penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini disebabkan oleh melemahnya data pasar tenaga kerja AS yang semakin mendorong prospek pemangkasan suku bunga the Fed. Selain itu, kenaikan cadangan devisa Indonesia juga menjadi faktor pendukung penguatan rupiah.Rupiah Kian Perkasa di Tengah Prospek Pemangkasan Suku Bunga AS
Penguatan Rupiah Didukung Kenaikan Cadangan Devisa
Cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2024 tercatat meningkat secara signifikan, mencapai US$150,2 miliar. Angka ini meningkat dari posisi akhir Juli sebesar US$145,4 miliar dan bulan Juni yang berada di US$140,2 miliar. Peningkatan cadangan devisa ini menunjukkan tren positif yang berkelanjutan dan menjadi faktor pendukung utama penguatan rupiah terhadap dolar AS.Menurut Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, peningkatan cadangan devisa tersebut didorong oleh penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa akhir Agustus 2024 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.Prospek Pemangkasan Suku Bunga AS Semakin Kuat
Selain faktor internal, pelemahan data pasar tenaga kerja AS juga menjadi pendorong utama penguatan rupiah. Data-data ekonomi AS yang dirilis sebelumnya menunjukkan tanda-tanda perlambatan, seperti penambahan pekerja swasta yang hanya mencapai 99.000 pada Agustus, lebih rendah dari perkiraan konsensus sebesar 140.000.Selain itu, tingkat pengangguran AS juga turun menjadi 4,2%, sementara tingkat upah secara bulanan naik 0,7%, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,3%. Kondisi pasar tenaga kerja AS yang mengecewakan ini semakin memperkuat prospek pemangkasan suku bunga the Fed.Peluang pemangkasan suku bunga the Fed pada pertemuan 18 September mendatang kini sudah mencapai 70% menurut alat pengukur CME FedWatch. Hal ini merupakan sinyal positif bagi rupiah, yang berpotensi terus menguat terhadap dolar AS.Analisis Teknikal Rupiah
Secara teknikal, pergerakan rupiah terhadap dolar AS dalam basis waktu per jam terpantau kokoh dalam tren penguatan. Support terdekat atau posisi penguatan terdekat bisa dicermati di Rp15.325/US$, yang didapatkan dari garis horizontal yang ditarik dari low candle intraday pada 26 Agustus 2024.Sementara untuk resistance atau posisi pelemahan yang patut diantisipasi paling dekat ada di Rp15.405/US$, yang didapatkan dari garis rata-rata selama 50 jam atau Moving Average/MA 50. Analisis ini menunjukkan bahwa rupiah memiliki potensi untuk terus menguat dalam jangka pendek.