Integrasi Bandara Angkasa Pura: Memperkuat Konektivitas Udara dan Industri Pariwisata Indonesia
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia mengumumkan rencana penggabungan PT Angkasa Pura (AP) I dan PT Angkasa Pura (AP) II untuk membentuk PT Angkasa Pura Indonesia (API) atau InJourney. Proses ini diharapkan rampung pada pekan kedua September 2024 dan akan menjadikan InJourney sebagai pengelola bandara terbesar kelima di dunia, dengan 36 bandara di seluruh Indonesia yang diperkirakan dapat melayani 550-700 juta penumpang per tahun pada 2045.Mengintegrasikan Potensi Aviasi dan Pariwisata Indonesia
Memperkuat Konektivitas Udara Domestik dan Internasional
Penggabungan AP I dan AP II menjadi InJourney didasari oleh keyakinan pemerintah bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai pasar aviasi dan pariwisata. Faktor-faktor seperti posisi geografis strategis, kekayaan alam dan budaya, serta pertumbuhan kelas konsumen, diperkirakan akan mendorong peningkatan jumlah penumpang domestik dan internasional, serta kargo udara di Indonesia.Integrasi bandara ini akan memungkinkan perencanaan yang lebih terkoordinasi, termasuk dalam investasi, peningkatan pelayanan, dan harmonisasi pengalaman pelanggan. Hal ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas udara domestik dan internasional, membuka peluang bagi maskapai untuk memberikan layanan yang lebih terintegrasi.Mendukung Pertumbuhan Industri Pariwisata
Pemerintah melihat peningkatan konektivitas udara sebagai program strategis untuk mendukung pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia. Integrasi bandara menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN), menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengoptimalkan potensi sektor pariwisata dan penerbangan.Dengan InJourney sebagai pengelola bandara terbesar, diharapkan akan terjadi peningkatan investasi dan lapangan kerja baru di ekosistem pariwisata dan penerbangan. Hal ini dapat mendukung pencapaian visi pemerintah untuk mengembangkan "5 New Bali" sebagai destinasi pariwisata baru di Indonesia.Mengoptimalkan Efisiensi Operasional Bandara
Selain meningkatkan konektivitas, integrasi bandara juga berpotensi mendorong efektivitas dan efisiensi operasional. Adanya optimalisasi operasional bandara di bawah satu entitas dapat meningkatkan cakupan dan kecepatan dalam memberikan layanan angkutan udara.Langkah ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi maskapai untuk memberikan layanan yang lebih terintegrasi bagi para penumpang di setiap bandara yang dikelola oleh InJourney. Efisiensi operasional yang lebih baik juga dapat meningkatkan profitabilitas, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan pendapatan negara melalui dividen dan pajak.Menjaga Kesinambungan Aspek Teknis, Komersial, dan Layanan
Penggabungan AP I dan AP II menjadi InJourney juga bertujuan untuk memperkuat dan menjaga kesinambungan berbagai aspek terkait, termasuk aspek teknis operasional, komersial, dan layanan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan melalui proses yang terencana dan selaras dengan peraturan perundang-undangan yang ada, serta prinsip tata kelola perusahaan yang baik.Perubahan nama perusahaan menjadi InJourney juga merupakan hasil dari penyelarasan aspirasi dan diskusi dengan pemangku kepentingan, serta untuk menjaga kepatuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku.Mewujudkan Visi Pemerintah untuk Meningkatkan Konektivitas
Integrasi bandara ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas dalam negeri. Langkah ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, serta meningkatkan daya saing sektor pariwisata di Indonesia.Dengan InJourney sebagai pengelola bandara terbesar, diharapkan dapat tercapai sinergi yang lebih baik dalam perencanaan dan pengembangan infrastruktur bandara, sehingga dapat memperkuat konektivitas udara dan mendukung pencapaian visi pemerintah.