7-Eleven Tolak Akuisisi Rp 595 T dari Circle K, Ini Alasannya

Sep 8, 2024 at 3:45 AM

Penolakan Akuisisi 7-Eleven: Mempertahankan Dominasi Ritel Terbesar di Jepang

Tokyo, CNBC Indonesia - Pemilik 7-Eleven, Seven & I Holdings, mengejutkan dunia bisnis dengan menolak tawaran akuisisi dari perusahaan ritel Kanada, Alimentation Couche-Tard (ACT). Meskipun kesepakatan ini berpotensi menjadi akuisisi asing terbesar di Jepang, Seven & I Holdings tetap berkomitmen untuk mempertahankan kendali atas jaringan 7-Eleven yang telah berkembang menjadi salah satu raksasa ritel terbesar di dunia.

Mempertahankan Kepemimpinan Ritel di Jepang dan Dunia

Menolak Tawaran Akuisisi Asing

Seven & I Holdings, yang berbasis di Tokyo, secara tegas menolak tawaran awal dari ACT untuk membeli seluruh sahamnya yang beredar. Meskipun penawaran tersebut ditingkatkan, pihak manajemen Seven & I tetap bersikeras untuk tidak melepas kendali atas perusahaannya. Alasan utamanya adalah kekhawatiran terhadap tantangan signifikan dan beragam yang akan dihadapi oleh penegakan hukum persaingan usaha di Amerika Serikat, di mana sebagian besar operasi 7-Eleven berada.

Dominasi 7-Eleven di Jepang dan Pasar Global

7-Eleven telah menjadi salah satu raksasa ritel terbesar di dunia, dengan lebih dari 84.000 toko di 19 negara, termasuk 13.000 toko di Amerika Serikat dan 22.000 toko di Jepang. Sementara itu, ACT yang berbasis di Montreal terdaftar di bursa efek Toronto dan memiliki lebih dari 16.700 toko dan pompa bensin di 31 negara. Meskipun ACT jauh lebih kecil dalam hal penjualan, toko, dan jumlah karyawan, tawaran akuisisi ini dianggap sebagai ancaman bagi dominasi 7-Eleven di pasar ritel Jepang dan global.

Tantangan Manajemen dan Struktur Aset

Meskipun Seven & I jauh lebih besar dibandingkan dengan Couche-Tard, saham perusahaan telah berkinerja buruk selama bertahun-tahun. Hal ini telah mengundang keluhan dari investor, termasuk ValueAct Capital, terkait dengan manajemen dan struktur aset perusahaan. Penolakan terhadap tawaran akuisisi ini dapat dilihat sebagai upaya untuk memperkuat kepemimpinan 7-Eleven di pasar ritel dan mengatasi tantangan internal yang dihadapi.

Implikasi Bisnis dan Persaingan di Industri Ritel

Keputusan Seven & I untuk menolak tawaran akuisisi ACT memiliki implikasi penting bagi industri ritel di Jepang dan secara global. Ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk mempertahankan dominasinya di pasar ritel, terutama di Jepang, yang merupakan salah satu pasar terbesar dan paling kompetitif di dunia. Keputusan ini juga dapat menjadi sinyal bagi para pemain ritel lainnya untuk lebih waspada terhadap potensi akuisisi asing dan memperkuat posisi mereka di pasar.

Masa Depan 7-Eleven dan Ritel Jepang

Penolakan akuisisi ini menandakan bahwa Seven & I Holdings bertekad untuk tetap menjadi pemain utama di industri ritel Jepang dan global. Meskipun menghadapi tantangan internal terkait manajemen dan struktur aset, perusahaan tampaknya yakin bahwa mereka dapat terus memimpin dan mempertahankan dominasi 7-Eleven di pasar. Keputusan ini dapat menjadi titik balik bagi perusahaan untuk memperkuat kinerjanya dan menghadapi persaingan yang semakin ketat di industri ritel Jepang dan global.