Transaksi Rp 888 Miliar yang Bikin Bitcoin Cs Rebound, Ada Apa?

Sep 3, 2024 at 12:15 AM
Single Slide

Transaksi Besar Bitcoin Tandai Prospek Bullish di Tengah Volatilitas Pasar Kripto

Pasar kripto telah menunjukkan tanda-tanda penguatan dalam beberapa hari terakhir, dengan transaksi Bitcoin senilai US$57,3 juta atau sekitar Rp888,15 miliar menjadi sorotan. Fluktuasi harga Bitcoin dan altcoin lainnya turut menarik perhatian, mengindikasikan potensi pergerakan bullish di masa mendatang.

Menangkap Peluang di Tengah Gejolak Pasar Kripto

Tren Positif di Pasar Kripto

Pasar kripto secara keseluruhan menunjukkan tren positif pada hari ini, Selasa (3/9/2024). Bitcoin menguat 3,2% ke US$59.131,55, sementara Ethereum terapresiasi 5,31% dalam 24 jam terakhir. Solana juga menguat 2,53% secara harian, meski berada di zona merah 14,63% dalam seminggu terakhir. Dogecoin pun turut mencatatkan kenaikan 3,45% dalam sehari, meskipun terkoreksi 6,13% dalam tujuh hari.Indeks pasar kripto, CoinDesk Market Index (CMI), juga naik 2,95% ke level 2.192,49, menunjukkan peningkatan kinerja aset-aset digital. Sementara open interest, yang mencerminkan aktivitas perdagangan, terapresiasi 4,14% menjadi US$53,83 miliar.Menariknya, fear & greed index yang dirilis coinmarketcap.com menunjukkan angka 43, mengindikasikan kondisi pasar yang relatif netral. Hal ini menandakan bahwa pasar kripto saat ini berada dalam fase transisi, di mana sentimen ekonomi dan industri bergerak dengan lebih seimbang.

Transaksi Besar Bitcoin Menarik Perhatian

Dalam catatan yang cukup signifikan, terjadi transaksi pembelian 1.000 Bitcoin senilai US$57,3 juta pada 2 September 2024. Transaksi ini merupakan yang kedua kalinya dalam empat hari, mengakumulasi kepemilikan Bitcoin investor tersebut menjadi 2.000 BTC atau setara dengan US$490 juta.Investor ini saat ini tercatat memiliki 8.559 BTC, menandakan keyakinan yang kuat terhadap prospek Bitcoin di masa depan. Akumulasi kepemilikan Bitcoin yang signifikan ini terjadi di saat harga Bitcoin sebelumnya sempat menyentuh US$61.000 pada 29 Agustus, sebelum kemudian terkoreksi mendekati level US$57.000 pada 1 September.Tren penurunan harga Bitcoin dalam beberapa hari terakhir ini sejalan dengan pola historis, di mana Bitcoin cenderung mengalami kerugian pada enam dari tujuh bulan September terakhir, dengan rata-rata penurunan sekitar 4,5%.

Potensi Kebijakan Moneter AS Menjadi Katalis Bullish

Di tengah potensi pelemahan harga Bitcoin pada September, beberapa analis memandang adanya prospek bullish yang menarik. Salah satunya adalah QCP, yang mengantisipasi bahwa pemotongan suku bunga oleh The Fed dapat memicu lonjakan harga Bitcoin.Dominasi Bitcoin yang meningkat, saldo bursa kripto yang menurun, serta fundamental pasar yang kuat sedang memposisikan Bitcoin untuk fase bullish yang potensial ke depan. Pemotongan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bps) diperkirakan dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi Bitcoin dengan meningkatkan likuiditas di pasar.Bahkan, jika The Fed memutuskan untuk melakukan pemotongan suku bunga yang lebih agresif, sebesar 50 bps, hal ini dapat memicu lonjakan harga awal Bitcoin, meski kemungkinan diikuti oleh koreksi seiring meningkatnya kekhawatiran resesi.Secara keseluruhan, dinamika pasar kripto saat ini menunjukkan adanya potensi peluang bagi investor yang mampu navigasi dengan cermat. Transaksi besar Bitcoin dan prospek kebijakan moneter AS menjadi indikasi bahwa pasar kripto masih memiliki prospek yang menarik untuk diikuti di tengah volatilitas yang ada.