Waskita Karya Menuju Stabilitas Finansial: Langkah Strategis Menuju Transformasi Bisnis
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) telah melakukan penandatanganan Master Restructuring Agreement (MRA) dengan 21 perbankan, termasuk Himpunan Bank Negara (Himbara) dan swasta, senilai Rp 26,3 triliun. Selain itu, Waskita Karya juga telah mendapat persetujuan terkait pokok perubahan perjanjian fasilitas kredit modal kerja penjaminan (KMKP) dengan nilai outstanding sebesar Rp 5,2 triliun dari lima kreditur perbankan.Waskita Karya Memacu Pemulihan Keuangan dan Transformasi Bisnis
Menyusun Strategi Restrukturisasi Komprehensif
Waskita Karya menargetkan restrukturisasi mulai efektif pada September 2024. Dengan restrukturisasi ini, perusahaan berharap dapat mencapai kestabilan keuangan yang lebih kuat dan fokus melanjutkan program transformasi. Hal ini demi mewujudkan fundamental yang kokoh dan keberlanjutan bisnis.Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, menegaskan bahwa persetujuan restrukturisasi perusahaan merupakan titik penting dalam akselerasi penyehatan Waskita Karya. Dengan demikian, perusahaan dapat fokus menyelesaikan proyek-proyek yang sedang dikerjakan.Memperkuat Tata Kelola dan Integritas Bisnis
Selain restrukturisasi, Waskita Karya juga berkomitmen untuk memperkuat tata kelola perusahaan melalui penguatan di sisi Governance, Risk, dan Compliance (GRC). Langkah ini termasuk mengedepankan integritas, akuntabilitas, dan transparansi.Perseroan juga membentuk sejumlah komite untuk melakukan profiling proyek dengan risiko rendah dan skema pembayaran bulanan. Selain itu, Waskita Karya memastikan kegiatan operasional sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.Fokus pada Divestasi untuk Menurunkan Kewajiban
Ke depannya, Waskita Karya akan fokus pada divestasi aset untuk menurunkan kewajiban perusahaan. Saat ini, Waskita masih memiliki 10 ruas tol dalam grup usaha Waskita Toll Road. Proses divestasi ini diharapkan dapat menjadi kunci dalam menurunkan kewajiban perusahaan.Waskita Karya optimis dengan dukungan berbagai pihak terkait dalam melakukan divestasi atas sisa ruas tol yang masih dimiliki. Langkah ini merupakan bagian dari strategi komprehensif perusahaan dalam memperkuat posisi keuangan.Optimalisasi Operasional dan Kinerja Keuangan
Pada kuartal II 2024, Waskita Karya membukukan pendapatan sebesar Rp 4,47 triliun. Pendapatan ini ditopang oleh jasa konstruksi, penjualan beton atau precast, serta pendapatan jalan tol.Selain itu, kinerja Gross Profit Margin (GPM) perusahaan juga naik menjadi 13,3% secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelumnya sebesar 8,8%. Kenaikan ini seiring dengan profil proyek yang lebih baik, terutama proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), sehingga mendukung optimalisasi kemajuan konstruksi dan lean project.Waskita Karya saat ini mengerjakan 12 proyek IKN dengan nilai kontrak sebesar Rp 7,7 triliun. Melalui optimalisasi operasional dan kinerja keuangan, Waskita Karya berkomitmen untuk mencapai stabilitas finansial yang lebih kuat.